Wall Street Gemilang Didorong Peluang Penurunan Suku Bunga yang Terbuka Lebar
Indeks bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada hari Rabu (21/8). Kenaikan indeks Wall Street tersebut didorong oleh dirilisnya risalah pertemuan Bank Sentral AS bulan lalu yang memperkuat harapan akan adanya penurunan suku bunga dalam waktu dekat.
S&P naik 0,42% menjadi 5.620,85 dan mencatat kenaikan untuk kesembilan kalinya dalam 10 sesi terakhir. Menguatnya saham pada hari Rabu kemarin membawa S&P mendekati 1% dari rekor penutupan tertinggi sepanjang masa. Empat dari 11 sektor yang membentuk S&P 500 mencapai level tertinggi dalam 52 minggu selama sesi perdagangan tersebut.
Kemudian Nasdaq Composite juga terangkat 0,57% ditutup di level 17.918,99, mencatat kenaikan untuk kesembilan kalinya dalam 10 hari terakhir. Dow Jones Industrial Average juga terapresiasi 55,52 poin atau 0,14%, berakhir di 40.890,49, menandai kemenangan keenam dalam tujuh hari terakhir.
Sementara Indeks Russell 2000, yang berfokus pada saham-saham berkapitalisasi kecil, memimpin dengan kenaikan lebih dari 1%.
Adapun kenaikan tersebut setelah berdasarkan risalah pertemuan bulan Juli yang dirilis Rabu sore (21/8) waktu setempat. Dalam risalah tersebut menyebut bahwa pejabat Federal Reserve mengindikasikan akan menurunkan suku bunga pada pertemuan kebijakan September mendatang. Mayoritas menunjukkan bahwa pelonggaran kebijakan moneter akan sesuai jika data ekonomi terus menunjukkan hasil yang diharapkan.
Menurut FedWatch Tool CME Group, perkembangan ini justru mendukung ekspektasi pasar. Para trader memperkirakan peluang 100% untuk penurunan suku bunga bulan depan, Namun, masih ada perbedaan pendapat mengenai besaran potensi penurunannya.
Di samping itu, pergerakan pasar pada hari Rabu terjadi setelah S&P 500 dan Nasdaq Composite mencatatkan kenaikan beruntun terpanjang sejak akhir 2023. Kenaikan tersebut merupakan rekor terbaru dalam bulan yang penuh volatilitas bagi ekuitas.
Kemudian lemahnya laporan pekerjaan AS dan kenaikan suku bunga dari Bank of Japan sempat memicu aksi jual global pada 5 Agustus. Namun, pasar saham pulih setelah positifnya data penjualan ritel dan laporan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan meredakan kekhawatiran resesi minggu lalu. Saat ini, ketiga indeks utama berada di atas posisi mereka di awal Agustus.
Dengan demikian, Wall Street kini menantikan dengan penuh perhatian komentar dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang dijadwalkan berpidato pada hari Jumat di Simposium Ekonomi Jackson Hole. Dalam pidato tersebut, Powell diperkirakan akan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang keputusan suku bunga The Fed pada pertemuan bulan September mendatang.
Kepala Investasi di Independence Advisor Alliance, Chris Zaccarelli mengatakan bahwa semua orang sangat menunggu untuk melihat langkah selanjutnya yang akan diambil oleh The Fed.
“Setidaknya untuk sementara, pasar telah berpindah dari kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi dan kini lebih fokus pada apa yang akan dilakukan The Fed untuk menurunkan suku bunga,” kata Zaccarelli, dikutip CNBC pada Kamis (22/8).
Di sisi lain, pada hari Rabu, investor juga memantau laporan keuangan terbaru yang mulai dirilis. Saham Target melonjak lebih dari 11% setelah melaporkan pendapatan kuartal kedua fiskal yang melampaui ekspektasi Wall Street. Namun, saham peritel lain, Macy's turun hampir 13% akibat turunnya perkiraan penjualan sepanjang tahun.