Indeks Dow Jones Cetak Rekor usai The Fed Turunkan Suku Bunga
Bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan hari Jumat (20/9). Dow Jones Industrial Average mencetak rekor tertinggi setelah Federal Reserve menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir.
Indeks Dow, yang terdiri dari 30 saham utama, naik tipis 38,17 poin atau 0,09%, menjadi 42.063,36 hingga mencetak rekor baru. Sementara itu S&P 500 tergelincir 0,19% ke 5.702,55 dan Nasdaq Composite turun 0,36% ke 17.948,32.
Pada Kamis (19/9), Dow sempat mencapai rekor di atas 42.000 dan S&P 500 untuk pertama kalinya melampaui level 5.700. Adapun ketiga indeks utama mencatat kenaikan secara mingguan.
S&P 500 naik 1,36%, mencatat minggu positif kelima dalam enam minggu terakhir dan telah melesat lebih dari 19% sepanjang 2024. Dow naik 1,62% minggu ini, sementara Nasdaq yang didominasi saham teknologi naik 1,49%.
Kemudian pada Rabu (18/9) sore, Federal Reserve memangkas suku bunga setengah poin, yang merupakan penurunan pertama sejak 2020. Pasar merespons dengan kenaikan saham-saham pada hari Kamis, ketika para investor beralih ke saham-saham teknologi. Misalnya saham Nvidia dan saham-saham yang akan diuntungkan imbas pemangkasan suku bunga, seperti Home Depot.
Gubernur The Fed, Christopher Waller, dalam komentar pertamanya sejak konferensi pers Ketua Jerome Powell, mengatakan kepada CNBC pada hari Jumat inflasi turun lebih cepat dari yang diperkirakan. Hal itu akhirnya The Fed menurunkan suku bunga sebesar setengah poin.
Kepala Riset Investasi Nationwide, Mark Hackett mengatakan bahwa investor melihat penurunan suku bunga yang agresif sebagai katalis positif. Menurutnya, The Fed berhasil meyakinkan para investor bahwa langkah besar ini adalah tindakan proaktif untuk menjaga momentum ekonomi.
"Reaksi positif dari pasar menunjukkan investor percaya pada langkah The Fed dan melihat situasi ini dengan sikap optimis,” kata Hackett dikutip CNBC, Senin (23/9).
Di sisi lain, FedEx sedikit mengganggu sentimen pasar pada hari Jumat setelah perusahaan pengiriman besar ini menurunkan proyeksi pendapatannya. Akibatnya, saham FedEx turun lebih dari 15%. Adapun saham pesaingnya, UPS juga kut merosot 2,7% karena dampak dari berita tersebut.