Biaya Eksplorasi UNTR Tembus Rp 4,24 Miliar Garap Tambang Nikel sampai Emas
PT United Tractors Tbk (UNTR) mengungkap besaran biaya eksplorasi yang dialokasikan untuk tambang emas dan perak di Sibolga, Sumatra Utara, serta tambang nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, selama periode Juli hingga September 2024.
Corporate Secretary UNTR, Sara K. Loebis, menjelaskan bahwa melalui anak usahanya, PT Stargate Dua Pasific Resources (PT SDPR), estimasi biaya kegiatan eksplorasi untuk periode ini mencapai Rp 4,24 miliar.
"Kegiatan eksplorasi ini difokuskan di daerah Alenggo dan Lameruru, yang terletak di Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara," jelas Sara dalam keterbukaan informsa Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (18/10).
Selama periode Juli hingga September 2024, PT SDPR melaksanakan kegiatan pengeboran dengan jumlah 128 titik, yang memiliki tingkat kedalaman yang bervariasi.
Proses eksplorasi ini dilakukan oleh PT SDPR dengan dukungan dari beberapa subkontraktor, menunjukkan komitmen perusahaan dalam mengembangkan potensi sumber daya mineral di wilayah tersebut.
Selain menggarap pasar komoditas melalui eksplorasi tambang, PT United Tractors Tbk (UNTR) juge malakukan ekspansi bisnis di sektor energi baru terbarukan. UNTR baru saja merampungkan akuisisi PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD), sebuah perusahaan yang berfokus pada pengembangan energi panas bumi atau geothermal.
Langkah ini dilakukan melalui anak usaha UNTR, yaitu PT Energia Prima Nusantara (EPN), yang semakin memperkuat posisi perusahaan di sektor energi terbarukan.
Proses ini melibatkan pembelian saham dari beberapa perusahaan besar internasional seperti Merit Power Holdings, Axia Power Holdings, Tohoku Power Investment Company, dan INPEX Geothermal, Ltd., yang semuanya berperan penting dalam pengembangan energi panas bumi.
Energia Prima Nusantara harus memenuhi berbagai persyaratan ketat sebelum akuisisi dapat diselesaikan. Setelah seluruh pihak memenuhi komitmennya, EPN akhirnya merampungkan pembayaran senilai lebih dari USD 80 juta atau sekitar Rp 1,25 triliun.
Masuknya Astra ke bisnis geothermal makin memanaskan bisnis pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) bersama perusahaan besar lainnya di sektor ini seperti PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), hingga PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) melalui PT Medco Geopower Sarulla.