Manajemen ADRO Borong Saham AADI, Total Transaksi Capai Triliunan
Proses Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS) PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) untuk saham PT Adaro Andalan Indonesia (AADI) telah usai. Mengacu pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Manajemen AADI melaporkan total pembelian saham dalam penawaran tersebut.
Direktur Utama AADI, Julius Aslan, bersama Direktur Perseroan, Lie Luckman, menyampaikan bahwa Garibaldi Thohir, atau yang lebih dikenal sebagai Boy Thohir, telah membeli 450,36 juta lembar saham AADI. Jumlah tersebut setara dengan 5,78% saham AADI yang diakuisisi melalui proses PUPS yang dilaksanakan oleh Adaro.
"Pembelian saham perseroan melalui pelaksanaan hak membeli saham dan penawaran umum oleh pemegang saham yang dilakukan oleh PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) pembelian jenis saham biasa," jelas Julius dan Lie Luckman dikutip Senin (16/12).
Boy Thohir melakukan pembelian saham AADI pada 9 Desember 2024 dengan harga Rp 5.960 per lembar. Transaksi tersebut mencapai total nilai sebesar Rp 2,68 triliun.
Julius dan Luckman menjelaskan, status kepemilikan investasi bersifat langsung dan bertujuan untuk mendukung ADRO dalam melakukan pemisahan pilar bisnis pertambangan batu bara termal.
Serta beberapa bisnis pendukungnya dengan pilar bisnis minerals dan green demi mempertahankan sinergi yang solid dari integrasi bisnis-bisnis yang termasuk dalam sektor-sektor industry dengan keterkaitan yang lebih erat.
Mengutip data Stockbit, selain pembelian saham dalam jumlah besar yang dilakukan oleh Boy Thohir, ada pula Adaro Strategic Invesment menambah porsi kepemilikannya dari sebelumnya 24,05% menjadi 41,15 dengan membeli 3,2 miliar saham pada 10 Desember 2024.
Selain itu Julius Aslan juga tercatat membeli saham AADI dalam jumlah yang signifikan. Julius membeli sebanyak 2.506.265 lembar saham, yang memberikannya hak suara sebesar 0,32%. Dengan total nilai transaksi mencapai Rp 14,94 miliar pada 10 Desember 2024.
Adapun Julius kembali membeli saham AADI sebanyak 207.108 lembar saham dengan total nilai transaksi tersebut mencapai Rp1,23 miliar pada 10 Desember 2024.
Kemudian ada pula Komisaris AADI, Primus Dorimulu, juga melakukan pembelian sebanyak 8.500 saham melalui pelaksanaan hak membeli saham dalam penawaran umum pada 9 Desember 2024. Dengan total nilai transaksi tersebut mencapai Rp 50.660.000.
Selain Boy Thohir dan Julius Aslan, Direktur AADI, Susanti, juga turut berpartisipasi dalam pembelian saham AADI melalui PUPS. Susanti membeli sebanyak 22.700 lembar saham AADI, dengan total nilai transaksi mencapai Rp135,2 juta.
Adaro Andalan Indonesia
Adapun Adaro Andalan Indonesia merupakan perusahaan induk yang memiliki banyak anak perusahaan yang bergerak di bisnis pertambangan batu bara termal, logistik, pengelolaan aset lahan (Adaro Land), pengelolaan air (Adaro Water). Ada juga bidang usaha lainnya seperti investasi (Adaro Capital), ketenagalistrikan, jasa konsultasi di bidang pertambangan, serta pengembangan teknologi informasi.
Wilayah operasional grup Adaro Andalan meliputi Jakarta, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Riau, Sumatera Utara dan Kalimantan Utara. Saat ini, AADI memiliki tujuh aset pertambangan batu bara termal yang terletak di Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan.
Adapun aset di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dalam tahap pengembangan. Berdasarkan estimasi, aset AADI memiliki cadangan batu bara 917,4 juta ton dan produksi saat ini 32,74 juta ton.
Total produksi batu bara AADI menyumbang 8% dari total produksi nasional, atau terbesar kedua di Indonesia. Sepanjang semester I 2024, Adaro Andalan membukukan pendapatan US$2,65 miliar, turun 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski begitu, laba tahun berjalan justru naik 15% menjadi US$922,7 juta.
Segmen pendapatan AADI sebesar 96,12% disumbang penjualan batu bara, logistik 3,35% dan lainnya 0,45%. Kegiatan operasioanal berpusat di Kalimantan Selatan, menambang dan memproduksi batubara sambil berfokus pada metode ramah lingkungan dan prosedur yang efektif untuk mengurangi efek negatifnya terhadap lingkungan. Hal ini dapat dilihat pada Adaro Green Pillar, salah satu pilar utama yang diandalkan Adaro.