Adu Laba Emiten Grup Salim Produsen Indomie INDF Vs ICBP Tahun Buku 2024

Ringkasan
- Presiden Jokowi menerbitkan Perpres tentang Publisher Rights, mewajibkan platform digital mendukung jurnalisme berkualitas dengan memprioritaskan berita dari perusahaan pers.
- Perpres ini bertujuan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi dan mendorong inovasi media massa, terutama dalam menyesuaikan dengan cara konsumsi berita generasi Z yang didominasi media sosial.
- Survei literasi digital menunjukkan bahwa generasi muda (Gen Z dan Y) memiliki indeks literasi digital tinggi, sehingga ekosistem media perlu beradaptasi dengan tuntutan zaman.

Duo Indofood yang merupakan bisnis andalan Grup Salim mengumumkan kinerja keuangan untuk periode tahun buku 2024. Kedua perusahaan yaitu PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) mencatatkan kinerja positif hingga akhir tahun ini.
Indofood merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman. Salah satu produk yang terkenal adalah Indomie, yang diproduksi ICBP.
Berdasarkan laporan keuangannya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) meraup laba bersih sebesar Rp 8,64 triliun sepanjang 2024. Perolehan tersebut naik 6,1% secara tahunan atau year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 8,14 triliun pada 2023.
Seiring dengan kenaikan laba, Indofood Sukses Makmur membukukan pendapatan sebesar Rp 115,78 triliun pada 2024. Angka itu naik 3,7% yoy dari periode tahun lalu Rp 111,70 triliun pada 2023.
Direktur Utama dan CEO Indofood, Anthoni Salim, mengatakan sepanjang tahun 2024 merupakan periode yang solid bagi perusahaan. Kinerja positif tersebut didukung oleh pertumbuhan penjualan neto, profitabilitas, serta operasional yang terintegrasi secara vertikal. Di tahun 2025, Indofood akan terus berfokus pada pertumbuhan organik.
“Serta menjaga keseimbangan pangsa pasar dengan profitabilitas dan neraca yang sehat,” kata Anthoni dalam keterangan resminya, Selasa (25/3).
Kemudian PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) meraup laba bersih sebesar Rp 7,07 triliun. Perolehan tersebut naik 1,3% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,99 triliun. Adapun penjualan ICBP meraup penjualan sebesar Rp 72,59 triliun pada 2024. Nilai itu naik 6,9% dari periode tahun 2023 Rp 67,90 triliun.
Anthoni Salim menyatakan Indofood berhasil menutup tahun 2024 dengan baik meskipun dihadapkan pada tantangan, seperti daya beli masyarakat yang tertekan akibat kenaikan harga kebutuhan pokok.
Pertumbuhan penjualan dan EBIT terutama didorong oleh peningkatan volume serta perbaikan produktivitas dan efisiensi. Memasuki 2025, ia mengatakan ketidakpastian global dan perubahan kondisi ekonomi diperkirakan tetap mempengaruhi dunia usaha.
“Guna menghadapi kondisi tersebut, kami akan terus mendorong pertumbuhan penjualan dan volume ICBP, serta mempertahankan tingkat profitabilitas dan neraca keuangan yang sehat,” ujar Anthoni.
Kerugian Kurs dan Penurunan Nilai Investasi
Investment Analyst Lead Stockbit Sekuritas, Edi Chandren, mengungkapkan Indofood Sukses Makmur mencatatkan kerugian bersih Rp 119 miliar pada kuartal keempat 2024. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, perusahaan masih membukukan laba Rp 1,1 triliun, dan pada kuartal ketiga 2024, laba mencapai Rp 4,9 triliun.
Akibatnya, total laba bersih sepanjang 2024 hanya mencapai Rp 8,6 triliun atau tumbuh 6% yoy. Namun ia menyebut angka itu masih di bawah ekspektasi karena hanya memenuhi 89% dari perkiraan Stockbit dan 85% dari konsensus pasar.
“Rugi bersih pada kuartal keempat 2024 disebabkan oleh kerugian kurs dan penurunan nilai investasi, secara operasional, laba usaha solid, didorong segmen Agribisnis,” tulis Edi dalam risetnya, Rabu (26/3).
Edi mengatakan INDF mencatatkan kerugian kurs sebesar Rp 2,9 triliun pada kuartal keempat 2024 akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Padahal, pada kuartal sebelumnya, laba bersih INDF masih terbantu oleh keuntungan kurs.
Sebagai catatan, lanjut Edi, nilai tukar rupiah melemah dari 15.138 per dolar AS pada akhir September 2024 menjadi 16.162 per dolar AS pada akhir Desember 2024.
Selain itu, INDF juga mengalami rugi neto sebesar Rp 1,5 triliun dari entitas asosiasi dan joint venture (JV) di kuartal IV 2024. Kerugian ini terutama disebabkan oleh penurunan nilai wajar Dufil Prima Foods Plc. (DPFP), entitas asosiasi Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) yang beroperasi di Nigeria.
“Hal yang sama juga terjadi pada 4Q23 dan berpotensi terkait dengan krisis nilai tukar mata uang naira Nigeria,” ucapnya.
Laba Usaha Solid Berkat Opex yang Terjaga
Secara operasional, INDF mencatatkan laba usaha positif sebesar Rp 6,6 triliun pada kuartal keempat 2024, meningkat 18% dibanding tahun sebelumnya dan 25% dibanding kuartal sebelumnya.
Sepanjang 2024, laba usaha tumbuh 16% secara tahunan menjadi Rp 22,8 triliun. Meskipun pendapatan hanya naik 4% yoy di kuartal keempat 2024, Edi mengatakan pengeluaran operasional berkurang, dengan beban penjualan turun 3% dan beban umum serta administrasi turun 27%.
Dari sisi segmen, Agribisnis menjadi kontributor utama laba usaha pada kuartal IV 2024, mencatatkan Rp1,8 triliun atau naik 84% YoY dan 88% QoQ, didukung oleh tingginya harga CPO.
Sedangkan segmen 'Consumer Branded Products' yang dikelola oleh anak usaha utama, ICBP, mencatatkan laba usaha yang relatif stabil di kuartal IV (+1% YoY), tapi tetap tumbuh solid 9% sepanjang 2024.