Menteri Rini Yakin BUMN Sanggup Bayar Utang Rp 4.800 Triliun

Image title
11 Juni 2018, 06:51
Rini Soemarno
Arief Kamaludin|Katadata

Besarnya posisi utang BUMN ini,yang melebihi utang pemerintah sekitar Rp 4.180 triliun pada tahun lalu, sempat dipertanyakan Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Daniel Lumban Tobing pada Rapat Kerja dengan Kementerian BUMN, Selasa (5/6) lalu. “Kita lihat apakah utang-utang BUMN ini berkontribusi terhadap pelemahan rupiah atau bisa mendongkrak penguatan rupiah,” ujar dia.

Pertanyaan ini lalu ditanggapi Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro. “Utang BUMN hingga akhir 2017 itu sebesar Rp 4.800 triliun. Sebagian besar dalam bentuk rupiah,” kata Imam. (Baca juga: Waskita Karya Dibayangi Risiko Beban Utang yang Terus Membengkak).

Pada tahun lalu, pasar obligasi memang dipenuhi tawaran puluhan triliun rupiah dari sejumlah BUMN. Beberapa perusahaan negara mengeluarkan emisi surat utang sebagai sumber pendanaan pembiayaan proyek dan modal kerja mereka. PT Wijaya Karya, misalnya, menerbitkan obligasi tak kurang dari Rp 10 triliun pada semester kedua 2017. Sementara nilai obligasi PT Adhi Karya Rp 5 triliun yang dikeluarkan dalam dua tahap.

Besarnya utanag badan usaha negara ini sempat menjadi perhatian lembaga pemeringkat utang iternasional Standard & Poor’s (S&P). Mereka mengkhawatirkan jumlah utang BUMN, terutama di sektor konstruksi dan listrik, yang makin melonjak -total utanag BUMN pada 2018 diperkirakan mencapai Rp 5.253 triliun.

Perusahaan pemeringkat itu juga mengungkapkan rasio utang 20 perusahaan negara yang terdaftar di pasar modal meningkat lima kali terhadap pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA). Bagi S&P, tren ini perlu dicermati dengan serius terlebih pada 2018 dan tahun depan seiring digelarnya pemilihan umum.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...