OJK Pantau Penyelesaian Kredit Macet di Bank Permata

Desy Setyowati
30 Maret 2017, 14:37
OJK
Katadata | Arief Kamaludin

Alhasil, sepanjang tahun lalu Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) alias provisi Bank Permata mencapai Rp 11,59 triliun. Jumlahnya membengkak dibandingkan tahun sebelumnya yang sekitar Rp 3 triliun.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama Bank Permata Ridha M. Wirakusumah menyatakan, pihaknya memang melakukan penjualan tagihan kredit macet untuk menekan NPL. Namun, kemungkinan langkah ini tidak akan diteruskan. “Karena our progress-nya (perkembangan kami) NPL kami baik, kami jadi ragu mau jual lagi. Kalau bisa diselesaikan sendiri ngapain kami jual,” ujarnya.

Selain restrukturisasi kredit seret dan penjualan tagihan kredit macet, Bank Permata membenahi dari segi personalia, kebijakan, wewenang, dan lebih selektif dalam memilih sektor industri untuk penyaluran kredit. “Ke depannya, kami cukup berhati-hati,” katanya.

(Baca: Tekan Kredit Macet, Dirut Bank Permata: Ada Debitur Tak Mau Bayar)

Ridha mengklaim upaya manajemen untuk menekan rasio kredit seret sudah berbuah hasil. NPL gross Bank Permata turun ke kisaran 6 persen daripada tahun lalu yang mencapai 8,8 persen.

Menurut dia, perusahaan menargetkan NPL gross bisa berada di bawah level 5 persen pada akhir tahun ini. “Kami secara aktif lakukan restrukturisasi. Harapannya, akhir tahun ya harus di bawah 5 persen lah gross-nya. Sekarang sudah sekitar 6 persenan,” ujarnya.

Kinerja keuangan Bank Permata pun mulai membaik. Sepanjang Januari-Februari lalu, bank ini meraup laba Rp 214 miliar. Bandingkan dengan perolehan pada kuartal I tahun lalu yang mencatatkan kerugian bersih Rp 376 miliar.

Modalnya juga akan semakin kuat dengan dana hasil rights issue atau penerbitan saham baru senilai Rp 3 triliun yang akan direalisasikan Juni mendatang. Pasca hajatan itu, Ridha memprediksi, rasio kecukupan modal (CAR) bakal berkisar 16-17 persen.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...