Fed Rate Naik, Indonesia Dinilai Masih Menarik bagi Investor Asing

Desy Setyowati
6 Maret 2017, 16:03
Pasar saham
Arief Kamaludin | Katadata

Selain itu, kupon Surat Utang Negara (SUN) yang ditawarkan pemerintah di kisaran tujuh hingga delapan persen. Level ini lebih tinggi dibandingkan surat utang AS, US Tresury, tenor 10 tahun yang hanya sebesar dua persen.

"Kecuali kalau Fed rate naik sampai dua persen (empat kali) dan kalau US Treasury ke tiga persen itu bisa menekan rupiah ke Rp 13.800 per dolar AS," ujar dia.

Selain ditopang oleh besarnya imbal hasil (yield) instrumen investasi berbasiskan bunga, aliran masuk (capital inflow) dana asing turut ditopang kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini. Salah satu indikatornya adalah dua lembaga pemeringkat internasional, yaitu Moody’s dan Fitch Ratings telah menaikkan prospek utang Indonesia dari “Stabil” menjadi “Positif”.

Sedangkan Standard and Poor's masih mempertahankan peringkat Indonesia di bawah level layak investasi (investment grade). Namun, hal tersebut bisa menjadi premium rate, yang turut menjadi perhitungan untung-rugi bagi investor.

(Baca: KSSK Pantau Tiga Faktor Domestik Pengganggu Stabilitas Keuangan)

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) akan melakukan intervensi di dua pasar yakni surat utang dan pasar uang kalau terjadi perpindahan dana (capital outflow). Tekanan terhadap nilai tukar juga akan diminimalisir oleh kebijakan kewajiban penggunaan rupiah.

"Biasanya BI menjaga (rupiah). Kalau ada apa-apa, intervensinya di pasar obligasi dan forex market. Lagipula cadangan devisa masih besar," kata Anton.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...