BI Lihat Masih Ada Ruang Turunkan Bunga Acuan Tahun Ini

Desy Setyowati
8 Januari 2017, 08:00
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA

Menurut Perry, situasi kondusif pasar keuangan global tercermin dari stabilnya nilai tukar rupiah. Sepanjang pekan pertama 2017 ini, rupiah memang terus menguat. Mengacu pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah diperdagangkan di level 13.485 per dolar AS pada Selasa (3/1) dan berada di posisi 13.347 pada perdagangan Jumat (6/1) lalu.

Sekadar catatan, rupiah sempat tertekan hingga menembus level 13.800-an per dolar AS pasca Trump memenangkan pemilihan presiden di AS, awal November 2016 lalu. (Baca juga: Rupiah Anjlok 13.800 per Dolar, Sri Mulyani Waspadai Aksi Spekulasi)

Sebelumnya, Perry sempat mengkhawatirkan, kenaikan agresif Fed Fund Rate bakal memicu dolar AS menguat signifikan. Alhasil, biaya pinjaman (cost of borrowing) bisa melonjak. BI pun menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk meredam dampak negatif kenaikan Fed Fund Rate tersebut.

Langkah yang dimaksud, yaitu secara konsisten menerapkan bauran kebijakan yang mencakup aturan suku bunga, nilai tukar rupiah, dan pengawasan (surveillance) untuk menjaga stabilitas. Selain itu, BI akan menjaga kecukupan cadangan devisa (cadev) untuk memenuhi kewajiban di dalam negeri. 

BI juga meningkatkan kerja sama dengan bank sentral lainnya. Dalam hal ini BI sudah bekerja sama dengan Bank of Japan (BoJ) terkait Bilateral Swap Arrangement (BSA) senilai US$ 22,76 miliar. BI juga tergabung dalam Chiang Mai Initiative Multilateralitation (CMIM) dengan nilai likuiditas sebesar US$ 240 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...