BI Waspadai Gejolak Pasar Berlanjut Hingga Januari 2017

Desy Setyowati
18 November 2016, 10:21
Bursa
Arief Kamaludin|KATADATA

(Baca: Tiga Jurus Pemerintah Hadapi Tantangan Ekonomi 2017)

Meski begitu, dia memastikan BI akan terus hadir di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya. Tapi, BI tidak akan membatasi pasar untuk menjaga rupiah, seperti yang dilakukan bank sentral negara tetangga. “Indonesia akan tetap menjaga sistem devisa bebas. Kami jaga rupiah fleksibel tapi kami yakini itu ekspresi dari fundamental,” ujar dia.

Pertimbangan lainnya, pasar keuangan Indonesia lebih kecil dibanding negara lain, yakni hanya US$ 2 miliar dan sekitar US$ 5 miliar per hari jika ditambah dengan korporasi. Berbeda dengan Thailand dan Malaysia berkisar US$ 5 miliar, serta Singapura US$ 350 miliar. Jadi, intervensi yang dilakukan BI tidak besar sehingga tidak menguras cadangan devisa yang saat ini sekitar US$ 115 miliar.

Di tempat yang sama, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menambahkan, BI akan terus mencermati kondisi eksternal hingga Januari mendatang. Setelah pemilihan kabinet di AS, ia yakin kebijakan pemerintahan Trump ke depan sudah bisa dipastikan.

Selain itu, pada Desember nanti, rapat bank sentral AS diharapkan bisa memperjelas arah kebijakan moneter AS ke depan. “FOMC pada 14 Desember bisa dilihat kejelasan policy ke depan. Jadi periode November, Desember, Januari ini kami cermati,” tutur Mirza.

(Baca: Rencana 200 Hari Presiden Trump: Setop Pakta Dagang NAFTA dan TPP)

Menurut dia, dampak negatif dari kemenangan Trump bukan hanya dirasakan oleh Indonesia. Analisis bahwa defisit anggaran di AS akan meningkat, sehingga imbal hasil (yield) surat utang pemerintah naik 0,5 persen menjadi 2,2-2,3 persen.

Mirza menilai, kenaikan sebesar itu cukup signifikan terjadi pada surat utang pemerintah. Hal itu kemudian berimbas pada pelemahan mata uang di banyak negara. “Ada sesuatu di global yang signifikan, maka harus kami perhatikan karena Indonesia banyak tergantung pada investasi portofolio, penanaman modal asing (PMA) dan utang luar negeri (ULN),” ujar Mirza.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...