Dorong Ekonomi, BI Diprediksi Pangkas Bunga Acuan Pekan Ini

Martha Ruth Thertina
Oleh Martha Ruth Thertina - Desy Setyowati
21 September 2016, 15:09
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA
Bank Indonesia

Keputusan bank sentral Amerika memang jadi tantangan bagi banyak negara termasuk Indonesia. Pada pertengahan 2013 lalu, pernyataan petinggi bank sentral Amerika terkait penarikan stimulus moneter sempat membuat penarikan dana (capital outflow) dari pasar modal Indonesia. Kondisi tersebut menyebabkan depresiasi kurs rupiah. 

Meski begitu, tim riset DBS Group meyakini, kali ini BI lebih siap menghadapi tantangan tersebut. Sebab, cadangan devisa dinilai cukup. “Untuk saat ini, kemungkinan ada cukup amunisi untuk menghadapi tantangan jangka pendek terkait volatilitas pasar,” kata tim riset DBS Group.

Prediksi pemangkasan suku  bunga sudah mencuat sejak bulan lalu. Sejumlah ekonom melihat peluang BI memangkas suku bunga acuannya melalui rapat dewan gubernur BI pertengahan Agustus lalu. Namun, BI memilih menahan suku bunga acuan di level 5,25 persen.

Menanggapi kebijakan BI tersebut, Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan menilai, semestinya ruang bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga acuan semakin terbuka seiring dengan tren inflasi yang rendah. Dia menghitung ada ruang pemangkasan suku bunga acuan sekitar 0,5 persen hingga akhir tahun. (Baca juga: Pekan III Agustus Deflasi, BI Diminta Pangkas Bunga Acuan).

Secara detail, dalam hitungan Anton, jika ekspektasi inflasi berada di bawah empat persen sampai akhir tahun ini dengan terjaganya tarif dasar listrik (TDL), akan ada ruang penurunan BI 7-Day Repo Rate sebesar 0,5 persen. Tetapi jika inflasi lebih dari empat persen, ruang pelonggaran moneter hanya sebesar 0,25 persen.

“Terus terang saja, gemes banget. Apa yang menghambat (penurunan suku bunga). Semua risiko itu sudah dihitung, harusnya sudah mulai dipangkas dari bulan lalu, tapi belum juga sampai sekarang. Seharusnya (BI) lebih berani lagi,” ujar Anton. 

Dorongan pemangkasan suku bunga acuan juga datang dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Menurutnya, peluang Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan makin besar. Hal tersebut seiring dengan data deflasi Agustus 2016. (Baca juga: Deflasi Terendah, Darmin: Suku Bunga Acuan Berpeluang Turun)

Mantan Gubernur BI itu mengungkapkan, bank sentral bisa saja menurunkan suku bunga acuan  pertengahan Agustus lalu. Namun hal itu tertunda karena ada perubahan kebijakan suku bunga acuan, dari semula menggunakan BI Rate menjadi BI 7-Day (Reverse) Repo Rate.

Darmin berpendapat BI kemungkinan masih mempertimbangkan buruknya kondisi ekonomi global. "Memang ekonomi dunia jelek sehingga semuanya masih saling melihat, saling menunggu,” kata dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...