Deflasi Terendah, Darmin: Suku Bunga Acuan Berpeluang Turun

Miftah Ardhian
2 September 2016, 10:13
Darmin Nasution
Arief Kamaludin|KATADATA
Darmin Nasution KATADATA|Arief Kamaludin

Kemarin BPS mengumumkan terjadi deflasi 0,02 persen pada Agustus 2016. “Deflasi ini terendah sejak Agustus 2001,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo. Angka yang dikeluarkan BPS tersebut lebih rendah dari proyeksi BI yang memperkirakan deflasi 0,04 persen.

Sebelumnya, Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih mengatakan, perbankan tengah membutuhkan likuiditas yang terlihat dari kenaikan bunga Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) tenor seminggu. Lana menduga kondisi tersebut akibat perpindahan dana dari deposito bank ke rekening pemerintah untuk membayar uang tebusan amnesti pajak. (Baca juga: Likuiditas Ketat, Bunga Acuan BI 7-Days Repo Diharapkan Turun).

Karena itu, menurut Lana, semestinya BI menurunkan BI 7 Days Repo untuk menambah likuiditas di perbankan. Jika itu tidak dilakukan, bank akan semakin sulit menurunkan suku bunga kredit. Apalagi, di tengah kekhawatiran kenaikan rasio kredit bermasalah, Non Performing Loan (NPL). Di sisi lain, bank akan mempertahankan bunga deposito tinggi guna memupuk Dana Pihak Ketiga (DPK) dari masyarakat.

Dorongan penurunan suku bunga juga datang dari Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan. Semestinya, ruang bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Repo semakin terbuka seiring dengan tren inflasi yang rendah. Dia menghitung ada ruang pemangkasan suku bunga acuan sekitar 0,5 persen hingga akhir tahun.

Secara detail, dalam hitungan Anton, jika ekspektasi inflasi berada di bawah empat persen sampai akhir tahun ini dengan terjaganya tarif dasar listrik (TDL), akan ada ruang penurunan BI 7 Days Repo sebesar 0,5 persen. Tetapi jika inflasi lebih dari empat persen, ruang pelonggaran moneter hanya sebesar 0,25 persen.

“Terus terang saja, gemes banget. Apa yang menghambat (penurunan suku bunga). Semua risiko itu sudah dihitung, harusnya sudah mulai dipangkas dari bulan lalu, tapi belum juga sampai sekarang. Seharusnya (BI) lebih berani lagi,” ujar Anton. (Baca juga: Pekan III Agustus Deflasi, BI Diminta Pangkas Bunga Acuan).

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian, Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...