Diprediksi Menguat, Perbankan Tetap Waspada Salurkan Kredit

Muchamad Nafi
13 Oktober 2015, 15:53
Pertumbuhan EkonomI
Arief Kamaludin|KATADATA

Pada Agustus lalu, kredit modal kerja dan investasi masing-masing 3,2 dan 2,91 persen, naik 0,25 dan 0,21 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Risiko kredit bermasalah (NPL) tertinggi berasal dari sektor konstruksi mencapai 5,46 persen, diikuti oleh sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan lainnya sebesar 4,46 persen. Adapun NPL sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 2,11 persen. Sementara kredit bermasalah di sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi berada di level 3,72 persen. Untuk sektor pertambangan dan penggalian, nilai NPL-nya 3,11 persen.

Sejumlah pihak melihat perlambatan ekonomi telah memaksa perbankan merevisi target pertumbuhan kredit. Analis memperkirakan penyaluran kredit tahun ini di bawah 10 persen, lebih rendah dari proyeksi awal di rentang 15 hingga 17 persen. Kenaikan rasio kredit bermasalah juga menggerus laba bersih perusahaan.

Analis perbankan BNI Securities Richard Jerry juga memperkirakan penyaluran kredit tahun ini di bawah 10 persen. Hal itu lebih rendah dari perkiraan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memasang angka 12 sampai 15 persen. 

Kartu Kredit
Kartu Kredit (Donang Wahyu|KATADATA)
 
“Kecuali ada peraturan pemerintah yang signifikan untuk pertumbuhan ekonomi. Kalau dilihat paket kebijakan tahap 1, 2, dan 3, belum kelihatan dampak signifikan. Sifatnya jangka menengah dan panjang,” kata Richard kepada Katadata.

Adapun terkait dana pihak ketiga (DPK), dia yakini masih akan melimpah. Sayangnya, likuiditas ini lebih banyak disimpan di deposito ketimbang disalurkan untuk kredit. Untuk itu, dia menyarankan sebagian perbankan menurunkan suku bunga deposito guna mengurangi biaya dana (cost of fund).

Dari sisi profit, Richard juga meyakini nilainya akan lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Naiknya NPL membuat perusahaan menyediakan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) lebih besar untuk mengantisipasi risiko gagal bayar oleh debitur. “Malah single digit laba bersih untuk bank yang kami analis, seperti PT. Bank Rakyat Indonesia di bawah 10 persen.”

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...