Tembus Rp 60 Juta, Tren Kenaikan Ethereum Lampaui Bitcoin

Intan Nirmala Sari
11 Mei 2021, 11:50
Tembus Rp 60 Juta, Tren Kenaikan Ethereum Lampaui Bitcoin
Katadata
Bitcoin

Minat masyarakat Indonesia terhadap Ethereum menunjukkan peningkatan. COO Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda menyatakan, ETH menjadi salah satu aset kripto favorit yang diperjual belikan di Tokocrypto setelah Bitcoin.

Pertumbuhan transaksi ETH di Tokocrypto per April 2021 kurang lebih mencapai US$ 25 juta (sekitar Rp 360 miliar) atau naik 1.437,5% dibandingkan Desember 2020 yang baru sekitar US$ 2 juta. Lonjakan kenaikan tersebut turut didukung maraknya proyek kripto yang dibangun di atas smart contract Ethereum.

"NFT juga diserbu banyak orang penting, mulai dari CEO, artis hingga atlet, hype nya di luar sana juga mulai merambah ke Indonesia. Penggunaan sistem pelelangan non-fungible (NFT) juga menggunakan jaringan Ethereum dan menggunakan kriptonya," kata Harmanda kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu.

Harmanda menjelaskan, banyak orang yang menggunakan Ethereum untuk menjalankan DApps atau Decentralized Exchange Apps dengan tujuan untuk memotong perantara dalam industri. DApps tersebut mengandalkan smart contract dan Ethereum adalah pelopor smart contract dan yang terbesar di blockchain.

"Yang bisa dinikmati dari DApps sendiri seperti pinjaman langsung yang menghasilkan bunga, pembayaran langsung, streaming lagu di mana royalti langsung diterima oleh artis yang bersangkutan, bukan ke platform streaming atau label rekaman, lelang seni tanpa juru lelang, pasar untuk NFT, hingga permainan online," kata dia.

Sementara itu, Co-founder CryptoWatch Christopher Tahir menilai potensi harga Ether menuju level US$ 6.000 per eth masih cukup terbuka. Harapannya, dengan diupgradenya jaringan Ethereum menjadi Ethereum 2.0 dengan menggunakan algoritma konsensus Proof of Stake, maka biaya transaksi ke depan bisa ditekan.

Proses transaksi juga diprediksi bisa lebih cepat dengan skalabillitas ekosistem yang terakselerasi. "Dengan begitu, Ether akan terakselerasi lebih jauh lagi," ujar Chris kepada Katadata.co.id.

Di sisi lain, beberapa analis dalam artikel Reuters  menyatakan kalau harga koin ETH saat ini sudah terlalu tinggi. Di mana, peningkatan harga tidak didukung data terkait seberapa luas penggunaan koin Ether.

Salah satunya Analis JPMorgan dalam laporannya kepada klien Jumat lalu menyampaikan, valuasi harga koin Ether masih dipertanyakan. Menurut dia, jumlah alamat digital atau pengguna yang aktif di jaringan Ethereum akan lebih konsisten saat harga di kisaran US$ 1.000 per eth atau Rp 14,3 juta.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...