Laba Bersih BNI Meroket 76,8% Jadi Rp 13,7 T Kuartal III 2022

Lavinda
Oleh Lavinda
24 Oktober 2022, 17:11
BNI
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom.
Seorang karyawan menghitung uang nasabah di Kantor Cabang BNI Jakarta Pusat, Jumat (27/5/2022).

Sebagai penopang pertumbuhan kredit, BNI mengandalkan pendanaan terutama dari dana murah yang berasal dari tabungan dan giro atau Current Account Savings Account (CASA). Rasio CASA BNI mencapai 70,9% dari total dana pihak ketiga (DPK). Angka ini diklaim sebagai pencapaian yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir ini.

Dengan performa tersebut, pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income BNI tumbuh 5,2% YoY menjadi Rp 30,2 triliun. Sementara itu, pendapatan non-bunga bersih atau Non-Interest Income juga tumbuh 7,8% YoY menjadi Rp 11 triliun, didorong oleh transaksi digital dan biaya dari bisnis sindikasi, sehingga BNI mencetak pendapatan operasional sebelum pencadangan atau Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) sebesar Rp 25,8 triliun atau meningkat 9,7% YoY. 

Royke mengapresiasi pencapaian kinerja keuangan perusahaan di tengah berbagai tantangan ekonomi global maupun domestik.

"Kondisi eksternal pada kuartal tiga ini tergolong menantang, dipicu oleh eskalasi tensi geopolitik sehingga menciptakan sejumlah risiko baru di tengah efek pandemi Covid-19 yang mulai mereda," katanya. 

Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi menuturkan, perkembangan kinerja BNI hingga kuartal ketiga juga didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang berada di level 18,9% dan rasio deposito terhadap pembiayaan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada pada posisi 91,2%.  

“Selain itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di 193% dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) berada di 124% yang menunjukkan BNI memiliki kecukupan likuiditas untuk mendukung pertumbuhan bisnis,” katanya. 

Dari sisi kualitas aset, Susi menyebutkan, Loan at Risk (LAR) menurun signifikan dari 25,2% pada September 2021 menjadi 19,3% pada September 2022, terutama karena menurunnya jumlah kredit restrukturisasi pandemi Covid–19. 

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...