Peluang Emas Menguat Mengekor Nada Hawkish The Fed

Image title
18 Juni 2023, 09:45
Ilustrasi emas batangab PT Aneka Tambang di butik Gedung Ravindo, Jakarta (14/10/2019).
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi emas batangan PT Aneka Tambang di butik Gedung Ravindo, Jakarta (14/10/2019).

Harga emas dunia kembali menguat tipis pada akhir perdagangan pekan ini, mengukuhkan kenaikan selama tiga sesi berturut-turut hingga akhir pekan.

Harga emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, pada Jumat (16/6) naik tipis US$ 0,50 atau 0,03% saat ditutup sebesar US$ 1.971,20 per ons, setelah menyentuh level tertinggi di US$ 1.980,40 dan terendah di US$ 1.965,40.

Emas berjangka bergerak dari US$ 1.958,60 pada Selasa (13/6), lalu naik sebesar US$ 10,30 atau 0,53% ke angka US$ 1.968,90 pada Rabu (14/6). Emas kembali menguat tipis pada Kamis (15/6) sebesar US$ 1,80 atau 0,09% menjadi US$ 1.970,70.

Penguatan ini dipicu pernyataan hawkish The Federal Reserve atau The Fed tentang suku bunga pada pekan ini yang cenderung memilih menahan tingkat suku bunga. Selain itu, penguatan emas dipicu oleh penurunan dolar Amerika Serikat yang terus melemah selama satu bulan terakhir.

Menurut Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, pasar masih terlihat yakin The Fed hampir selesai dengan pengetatan karena semua orang masuk ke saham, yang meredam permintaan untuk tempat berlindung yang aman. "Ini sulit untuk emas karena Anda memiliki saham-saham yang terus meningkat dan Fed berbicara lebih hawkish," kata dia mengutip Antara, Minggu (18/6).

Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan tekanan keuangan pada sektor perbankan merupakan salah satu faktor yang akan diawasi The Fed untuk menentukan kebijakan moneter yang tepat ke depan. "Inflasi tidak bergerak dan itu, mungkin, akan membutuhkan beberapa pengetatan lagi sebagai upaya untuk menurunkannya," kata dia dalam konferensi pers di Oslo, Norwegia, Jumat (16/6).

Di Ocean City, Maryland, Presiden Federal Reserve Richmond, Tom Barkin mengatakan menghentikan kenaikan suku bunga terlalu dini dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi di kemudian hari. Ia mengatakan merasa nyaman dengan kenaikan suku bunga lebih lanjut jika tidak mengembalikan inflasi ke target 2% dengan cepat.

Menurut Chief Market Strategist Blue Line Futures Phillip Streible, pelemahan ekonomi Amerika Serikat yang dipicu pengangguran dan mata uang asing lainnya yang seolah-olah bekerja sama melawan dolar AS, akan memberi peluang untuk emas bersinar. "Ini menjadi kondisi penarik untuk emas," kata dia dikutip dari Reuters.

Sementara itu, harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam pada Sabtu (17/6) pagi, menguat Rp 2.000 menjadi Rp 1.063.000 per gram. Sebelumnya, harga emas batangan Antam berada di posisi Rp1.061.000 per gram pada Jumat (16/6).

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...