Dolar AS Menguat Meskipun Data Manufaktur Anjlok

Tia Dwitiani Komalasari
4 Juli 2023, 07:09
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Rupiah ditutup melemah 28 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp15.601 per dolar AS dibandingkan posisi p
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Rupiah ditutup melemah 28 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp15.601 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.573 per dolar AS akibat dipicu kekhawatiran Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga acuan.

Dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (3/7) waktu setempat. Penguatan tersebut terjadi meskipun rilis indeks manajer pembelian atau PMI manufaktur Juni 2023 menunjukkan penurunan menjadi 46 dari 46,9 pada Mei 2023.

Indeks dolar naik 0,07 persen menjadi 102,9857 pada akhir perdagangan. Indeks tersebut mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, 

Berdasarkan data Institute for Supply Management yang dirilis Senin (3/7), PMI manufaktur AS berada di level 46 pada Juni. Angka tersebut lebih rendah 0,9 poin dari PMI Manufaktur AS Mei sebesar 46,9.

Kontraksi 7 Bulan Berturut-turut

Mengenai ekonomi secara keseluruhan, angka ini menunjukkan kontraksi bulan ketujuh setelah periode ekspansi 30 bulan, kata ISM dalam laporannya.

Menurut laporan tersebut, indeks pesanan baru tetap berada di wilayah kontraksi sebesar 45,6 persen, meskipun naik 3 poin dari angka di bulan Mei sebesar 42,6 persen. Sementara indeks produksi 46,7 persen atau turun 4,4 poin persen dibandingkan dengan Mei sebesar 51,1 persen.

Sementara itu, indeks harga tercatat 41,8 persen, turun 2,4 poin dibandingkan Mei sebesar 44,2 persen. Indeks simpanan pesanan tercatat 38,7 persen, atau naik 1,2 poin dari data Mei yang mencapai 37,5 persen.

Indeks ketenagakerjaan turun dari ekspansi ke kontraksi, yaitu tercatat 48,1 persen. Angka tresebut turun 3,3 poin dari indeks Mei sebesar 51,4 persen.

Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...