Saat Pandemi, Penjualan Unilever Naik Ditopang Segmen Rumah Tangga

Image title
23 Oktober 2020, 08:56
unilever, penjualan unilever, laba unilever, pendapatan unilever, emiten, barang konsumsi, kecap bango, emiten barang konsumsi, unilever indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA
Unilever
Unilever - KATADATA
Unilever - KATADATA (KATADATA)

Dalam laporan keuangan tersebut, Unilever menjelaskan pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 telah meningkatkan ketidakpastian atas lingkungan tempat perusahaan beroperasi. Hal tersebut juga mempengaruhi posisi keuangan dan hasil operasi Unilever.

Manajemen Unilever mengaku terus memantau dampak perkembangan kejadian luar biasa tersebut terhadap aktivitas usaha. Selain itu, manajemen juga sudah mengambil langkah-langkah antisipasi yang dapat meminimalisasikan dampak dari kejadian pandemi Covid-19.

Manajemen mengaku fokus akan tiga hal dalam menghadapi pandemi Covid-19, pertama melindungi kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan karyawan. Kedua, memastikan keberlangsungan bisnis dan pemenuhan kebutuhan produk untuk membantu konsumen menghadapi keseharian di masa yang penuh tantangan ini.

"Serta yang terakhir, berkontribusi membantu masyarakat luas dalam berbagai upaya mengatasi pandemi Covid-19," seperti dikutip dari laporan keuangan Unilever tersebut.

Harga Saham Unilever Turun 3,57%

Saham Unilever tercatat sejak awal tahun 2020 hingga penutupan perdagangan 30 September 2020 tercatat mengalami koreksi 3,57% menjadi di harga Rp 8.100 per saham. Koreksi tersebut, tidak lebih parah dari indeks harga saham gabungan (IHSG) yang turun 22,69% pada periode yang sama.

Harga saham Unilever paling tinggi ditutup pada harga Rp 8.575 per saham pada penutupan perdagangan 3 Januari 2020 dan 15 Mei 2020. Sementara terendah di harga Rp 5.650 per saham pada 19 Maret 2020.

Perusahaan berkode emiten UNVR menjadi emiten dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar ketiga di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di saat pandemi covid-19, perusahaan barang konsumsi ini berhasil menyalip dua perusahaan BUMN PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan aksi stock split yang dilakukan Unilever menjadi salah satu yang mempengaruhi saham dan market cap perseroan. “Karena saya lihat nilai transaksi rata-rata harian selepas stock split meningkat menjadi 103.9 miliar,” ujarnya.

Rata-rata nilai transaksi harian saham Unilever pada 2019 berada di kisaran Rp 95 miliar per hari. Sedangkan tahun sebelumnya rata-rata Rp 105.5 miliar per hari dan Rp 83 miliar per hari pada 2017.

Akhir tahun lalu Unilever melakukan pemecahan nilai sahamnya (stock split) dengan rasio 1:5. Dengan resminya stock split ini, sejak 2 Januari 2020, nilai nominal sahamnya menjadi Rp 2 per saham dari sebelumnya Rp 10 per saham.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...