Bersiap IPO, Pupuk Kaltim Kantongi Laba Rp 6,17 Triliun di 2021

Cahya Puteri Abdi Rabbi
24 Maret 2022, 17:20
Pupuk kaltim melaporkan kinerja keuangan tahun 2021. Perseroan juga mempertimbangkan rencana IPO.
Katadata
Pupuk Kaltim melaporkan kinerja keuangan tahun 2021

PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) membukukan laba sebesar Rp 6,17 triliun di 2021. Perolehan tersebut melesat 311% dari yang ditargetkan perseroan.

Adapun, laba bersih PKT tumbuh sebesar 239,01% jika dibandingkan perolehan laba pada 2020 sebesar Rp 1,81 triliun. Sementara itu, volume produksi pupuk sepanjang 2021 tercatat sebesar 6,72 juta ton, sama dengan perolehan tahun sebelumnya.

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan, perseroan saat ini berada dalam fase pertumbuhan kedua dengan fokus perusahaan pada pertumbuhan yang berkelanjutan masih memberikan dampak bagi kondisi ekonomi dan pasar yang dinamis selama 2021.

"Perolehan laba ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah perseroan berdiri," kata Rahmad dalam konferensi pers virtual, Kamis (24/3).

Sepanjang 2021, perseroan juga mencatatkan penjualan sebesar 4,58 juta ton, terdiri atas 3,49 juta ton urea, 231.000 ton NPK, dan 855.000 amoniak. Sedangkan, volume produksi dengan total 6,72 juta ton terdiri atas 3,56 juta ton urea, 217.000 NPK dan 2,94 juta ton amoniak.

Ia menyebut, meningkatnya kinerja tahun lalu tidak lepas dari transformasi digital menyeluruh mulai dari produksi, distribusi hingga teknologi pemupukan. Selama pandemi, PKT telah membuat 16 aplikasi dan berhasil meningkatkan produktivitas hingga 141%.

Ke depannya, perseroan akan bertransformasi untuk mencapai target pertumbuhan tahun ini. Rahmad menjelaskan, ada tiga strategi yang disebut strategi pertumbuhan, yakni efisiensi energi dan optimalisasi infrastruktur untuk keunggulan rantai pasok, diversifikasi dengan mengembangkan bisnis di sektor hilirisasi petrokimia dan gas alam serta energi terbarukan, dan menjangkau pasar dengan peningkatan kapasitas domestik dan ekspansi di pasar global.

Salah satu yang menjadi fokus perseroan yaitu pengembangan komoditas bisnis baru dengan menerapkan praktik ekonomi
sirkular dan memanfaatkan emisi produksi, seperti pengembangan soda ash yang diolah dari bahan baku amoniak dan CO2 yang dihasilkan dari proses produksi pupuk PKT.

"Dengan beralih ke bahan baku energi terbarukan, kami juga dapat menjamin keberlanjutan perusahaan, yang berorientasi pada penerapan prinsip ESG,” kata Direktur Operasi dan Produksi PKT Hanggara Patrianta.

Ia menambahkan, ke depannya perseroan juga akan mengembangkan bisnis di sektor hilir petrokimia berbasis gas alam. Melalui hilirisasi, komoditas tersebut akan memiliki nilai tambah yang semakin tinggi, seperti hilirisasi amoniak yang dapat meningkatkan nilai tambah.

Seperti diketahui, Pupuk Kaltim mempertimbangkan untuk melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di pasar modal sebagai salah satu opsi pendanaan untuk membiayai proyek-proyek strategisnya selama lima tahun ke depan.

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan bahwa dalam lima tahun ke depan, perusahaan membutuhkan investasi sekitar US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 36,1 triliun (asumsi kurs Rp 14.430 per dolar).

“Untuk tahun ini belanja modal kami sekitar Rp 250 miliar. Tapi lima tahun ke depan investasi kita cukup besar, mencapai US$ 2,5 miliar (sekitar Rp 36,1 triliun), jadi butuh pendanaan yang besar,” kata Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi dalam wawancara terbatas bersama media, Minggu (21/3).

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...