Laba Gudang Garam Merosot 38% di Kuartal I, Sahamnya Masih Menarik?
Emiten produsen rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mengalami penurunan pendapatan sebesar 1,53% atau Rp 29,29 triliun pada periode tiga bulan pertama tahun ini. Pada periode yang sama tahun lalu, perseroan mengantongi pendapatan senilai Rp 29,74 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pendapatan di seluruh segmen kompak menyusut sepanjang kuartal I 2022. Penjualan ekspor perseroan turun sebesar 20,75% menjadi Rp 346,92 miliar dari sebelumnya Rp 437,79 miliar. Begitupun dengan penjualan lokal yang turun sebesar 1,24% menjadi Rp 28,94 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 29,30 triliun.
Berdasarkan segmen produk, penjualan sigaret kretek mesin (SKM) turun 1,66% menjadi Rp 26,7 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 27,16 triliun. Penjualan sigaret kretek tangan (SKT) perseroan juga turun 6,27% menjadi Rp 2,04 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp2,18 triliun.
Lalu, penjualan rokok klobot juga tercatat turun 24,26% secara tahunan menjadi Rp 3,9 miliar. Sementara itu, penjualan kertas karton perseroan naik dari Rp 386,5 miliar menjadi Rp 454,5 miliar, atau meningkat 17,59% secara tahunan.
Penurunan pendapatan membuat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di kuartal I 2022 ikut terkoreksi sebesar 38,34% menjadi Rp 1,07 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 1,74 triliun. Begitu juga dengan laba usaha perseroan yang turun 35% dari Rp 2,25 triliun, menjadi Rp 1,46 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Hingga akhir Maret 2022, GGRM mencatatkan total aset sebesar Rp 88,54 triliun atau turun dari akhir Desember 2021 sebesar Rp 89,96 triliun. Dengan rincian, total liabilitas perseroan turun 8,15% menjadi Rp 28,17 triliun dari Rp 30,6 triliun di akhir Desember 2021 dan total ekuitas naik 1,82% menjadi Rp 60,36 triliun dari Rp 59,2 triliun di 2021.
Analis Mirae Sekuritas Christine Natasya mengatakan, penurunan pendapatan GGRM disebabkan oleh adanya persaingan harga produk yang tidak sehat di antara para produsen rokok. Meski demikian, ia menilai bahwa, perseroan terus berupaya untuk merebut pangsa pasar di tengah persaingan dan kondisi pemulihan ekonomi.
"Kami percaya persaingan harga yang tidak sehat harus diturunkan, mengingat pemerintah telah menaikkan Harga Jual Eceran (HJE) rokok rata-rata 12% tahun ini," kata Christine dalam risetnya, dikutip Selasa (10/5).
Christine merekomendasikan hold atau tahan untuk saham GGRM dengan target harga atau target price (TP) Rp 32.300 per saham.
Pada perdagangan Selasa ini, harga saham GGRM terpantau bergerak menguat sebesar 0,91% ke level Rp 30.575 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 58,83 triliun. Namun, bila dilihat sejak awal tahun, saham Gudang Garam masih terkoreksi 0,08%.