Holding RS BUMN Pertamedika IHC Berencana IPO
Anak usaha PT Pertamina, PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation atau Pertamedika IHC berencana go public melalui mekanisme penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di BEI.
“Rencana ke depan kami akan melakukan IPO (initial public offering) dan juga melakukan developing existing hospital,” kata Direktur Utama Pertamina Bina Medika, Mira Dyah Wahyuni dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, Rabu (12/7).
Adapun rencana IPO Pertamedika IHC di Bursa Efek Indonesia tidak akan dilakukan dalam jangka pendek. Sementara PT Pertamina Hulu Energi (PHE) berpeluang besar melantai di pasar modal Indonesia sebentar lagi.
"Mungkin untuk IPO di 2027-2028," ujarnya.
Adapun menurut Mira, hal utama sebelum melepas saham perusahaan di sektor kesehatan tersebut, dengan melakukan pembenahan keuangan dan sistem operasional. Apalagi perseroan banyak melakukan akuisisi rumah sakit milik BUMN.
"Utamanya kita harus benahi laporan keuangan berbeda-beda, kontrolnya, tarifnya, sistemnya, bisnis prosesnya ini yang harus dilalui," katanya.
Holding rumah sakit (RS) BUMN tersebut akan membangun beberapa rumah sakit baru seperti RS Internasional Bali yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan, Sanur, Bali. Lalu RS Khusus Cancer UNPAD, RS Tipe C Balikpapan, dan RS Kenten di Sumatera Selatan.
“Bali International Hospital akan dibangun dengan 250 rawat inap, tempat tidur, dengan center of excellence. Saat ini sudah realisasi 36,30%. Rencana topping off di 28 Juli 2023. Insya Allah kami akan siap membuka dan selesai di bulan April 2024 untuk layanan rumah sakitnya. Tapi untuk radioterapi untuk kanker baru selesai di Agustus 2024,” jelas Mira.
Perseroan juga akan mengakuisisi rumah sakit milik BUMN lainnya, yakni RS Semen Padang, RS Garam, RS Semen Gresik, hingga RS PTPN III.
Mira mengatakan, persiapan perusahaan melakukan IPO dilakukan bersamaan dengan pengembangan lima rumah sakit yakni RS Pelni (Merial Tower), RS Pertamina Pusat (RSPP), RS Pertamina Balongan, RS Pertamina Cirebon, hingga RS Pertamina Jaya (RSPJ).
Sebagai informasi, Pertamedika IHC merupakan holding rumah sakit BUMN. Penunjukkan tersebut dituangkan lewat Surat Menteri BUMN No. S-736/MBU/12/2016 21 Desember 2016 silam.
“Jejak langkah IHC di tahun 2016 ada penunjukkan dari Menteri BUMN. Di mana 2018 kita menyatukan semua rumah sakit di bawah Pertamedika sebanyak 14 kala itu, dan di tahun 2020 baru kami mendapatkan lagi 21 rumah sakit,” ucap Mira.
Saat ini, Pertamedika IHC mengelola 75 rumah sakit. Sebanyak 36 rumah sakit di antaranya merupakan rumah sakit milik Pertamina, sementara 37 lainnya merupakan rumah sakit anggota dan kerjasama operasi (KSO).
Terkait kinerja keuangan, pada tahun 2022 Pertamedika IHC membukukan pendapatan Rp 4,9 triliun dengan laba bersih Rp 184,2 miliar. Sedangkan di tahun 2019, pendapatan Pertamedika IHC masih berkisar Rp 1,4 triliun dengan laba bersih Rp 45,3 miliar.
Capaian tersebut didukung oleh fasilitas 4.635 tempat tidur dengan bed occupancy ratio 62%. Serta jumlah kunjungan rawat jalan sebanyak 5,3 juta dan jumlah kunjungan rawat inap 32.142 di tahun 2022.