Pertamina Masuk Daftar Fortune Global 500 Tahun Ini, Naik 82 Peringkat
Catatan Katadata, Pertamina membukukan laba bersih sebesar US$ 3,8 miliar atau senilai Rp 56,59 triliun (asumsi kurs Rp 14.868 per US$) pada 2022. Laba ini menjadi yang paling besar sepanjang sejarah perusahaan BUMN itu berdiri.
Bila dibandingkan 2021, laba bersih Pertamina menyentuh US$ 2,04 miliar atau Rp 30,41 triliun. Angka itu lebih tinggi dari laba yang ditorehkan pada 2020 lalu yang sebesar US $1,05 miliar atau Rp 15,62 triliun.
Nicke menjelaskan, kinerja laba berhasil naik 86% dibandingkan 2021 karena faktor kontribusi para staf dan efektivitas biaya. Kontribusi paling besar yang menopang kenaikan laba Pertamina adalah penurunan beban biaya.
Menurut Nicke, beban biaya berangsur turun dari 93%-94% dari pendapatan pada 2012-2014 menjadi 89% pada 2022. Kontribusi pengoptimalan biaya periode 2021-2022 berkontribusi pada penghematan hingga mencapai US$ 3,273 miliar. Total aset perusahaan minyak BUMN ini mencapai US$ 87,81 miliar pada tahun 2022.
“Tahun 2022 kami bisa tutup dengan kinerja tertinggi dalam sejarah Pertamina. Kami membukukan keuntungan US$ 3,81 miliar, ekuivalen Rp 56,61 triliun. Revenue meningkat 48% menjadi US$ 85 miliar dolar AS, ini sekitar sepertiga-nya APBN," ujar Nicke.