Kolaborasi GoTo dan TikTok Menarik, Target Harga Saham GOTO Dinaikkan

Lona Olavia
20 Desember 2023, 16:31
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dinilai masih punya ruang yang lebar untuk terus bertumbuh setelah berkongsi dengan TikTok.
Katadata/Desy Setyowati
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dinilai masih punya ruang yang lebar untuk terus bertumbuh setelah berkongsi dengan TikTok.

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dinilai masih punya ruang yang lebar untuk terus bertumbuh setelah berkongsi dengan TikTok. Kerja sama ini menciptakan sinergi yang kuat antara dua platform besar tersebut untuk memenangkan pasar e-commerce Indonesia. 

Menilik potensi tersebut, BRI Danareksa merevisi naik target harga saham emiten gabungan Gojek dan Tokopedia tersebut. Ia merekomendasikan beli saham GOTO dengan target harga yang baru sebesar Rp 125, dari sebelumnya Rp 98 per lembar.

“Target itu berdasarkan SOTP e-commerce dinilai berdasarkan rata-rata 12,5x EV/EBITDA 2025, Gojek dinilai berdasarkan rata-rata 2,6x price to sales ratio pada tahun 2025. Kemudian fintech berdasarkan rata-rata 9,7x price to sales ratio pada tahun 2025,” kata Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis dalam risetnya, Rabu (20/12).

GOTO menurutnya sedang dalam perjalanan untuk mencapai penyesuaian EBITDA positif pada salah satu sisi e-commerce. Apalagi TikTok dan GOTO menguasai bisnis e-commerce sebanyak 11% dan 23% sampai dengan kuartal tiga 2023. Gabungan keduanya menghasilkan pangsa pasar sebesar 34% di Indonesia. Adapun induk TikTok Shop memiliki dana segar hingga US$ 5 miliar per Juni 2023 untuk memperluas ekspansi bisnis. Selain itu, jumlah pengguna TikTok mencapai 125 juta akun di Indonesia.

Di sisi lain, kolaborasi antara GOTO, TikTok dan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam mendirikan GoTo x TikTok x UGM Technology Center diharapkan mampu menjadi jawaban atas tingginya kesenjangan talenta digital di Indonesia di tengah upaya mendorong digitalisasi ekonomi.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi digital ekonomi yang besar. Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2023, gross merchandise value (GMV) ekonomi digital pada tahun ini diperkirakan sebesar US$ 82 miliar. Pada 2025, GMV ekonomi digital diperkirakan naik menjadi US$ 109 miliar. Nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan tumbuh menjadi kisaran US$ 210 miliar sampai US$ 360 miliar pada 2030 mendatang.

Potensi pertumbuhan ekonomi digital tersebut juga dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan talenta digital. Sayangnya, pasokan talenta digital lokal masih kurang mencukupi. Bank Dunia dan McKinsey menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital pada 2030.

Jika dirata-rata, kebutuhan talenta digital ini mencapai 600.000 orang per tahun. Sayangnya, hingga saat ini, perguruan tinggi di Indonesia hanya mampu menyuplai sekitar 100.000-200.000 talenta digital per tahun. Artinya, terdapat gap sebesar 400.000-500.000 talenta digital per tahun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...