Pemerintah Tetapkan Harga Penawaran Divestasi Vale Bulan Ini

Ringkasan
- Pulau Jawa dan Bali Nusa Tenggara mengalami krisis air bersih. Pulau Jawa kekurangan 118 miliar meter kubik air per tahun untuk memenuhi kebutuhan.
- Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua masih memiliki cukup air secara kuantitas, namun kualitas air di banyak DAS tercemar limbah. Sebagian besar titik pantau sungai di Indonesia (96%) tercemar ringan dan beberapa tercemar berat.
- Pengolahan air membutuhkan teknologi dan biaya yang tinggi, sementara perubahan ekosistem dan berkurangnya tutupan lahan di DAS memperburuk krisis air. Banjir di Jabodetabek menjadi contoh dampak hilangnya tutupan lahan di DAS.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko menyebut pelaksanaan penawaran harga saham PT Vale Indonesia akan digelar pada akhir bulan ini. Langkah tersebut merupakan bagian dari divestasi emiten pertambangan berkode INCO ini ke pemerintah.
Tiko menekankan, harga saham INCO yang akan ditawarkan pemerintah akan lebih rendah dari harga pasar. Menurutnya, pemerintah akan meminta diskon kepada INCO dalam penawaran tersebut.
"Ya yang pasti penawarannya lebih rendah dari pasar. Harganya belum ada, saya baru mau memasukkan penawaran harga tersebut lahir Januari 2024 nanti," kata Tiko di Waskita Rajawali Tower, Senin (8/1).
Berdasarkan data RTI, saham INCO dilego Rp 4.290 per lembar pada pembukaan pasar hari ini, Senin (8/1). Hingga pukul 11.04 WIB, INCO diperdagangkan di kisaran Rp 4.290 sampai Rp 4.300 per lembar.
Pemerintah sebelumnya berencana membeli saham INCO melalui MIND ID pada awal Februari 2024. Aksi korporasi tersebut akan membuat MIND ID menjadi mayoritas pengendali INCO sebesar 34%, Vale Canada Ltd 33,9%, dan Sumitomo Metal Mining Ltd 11,5%. Divestasi ini diperkirakan akan menggunakan harga rata-rata 90 hari yang berkisar antara Rp 4.500 - 5.000 per saham.
“Harga rata-rata ini diambil karena alotnya proses negosiasi yang disebabkan Vale ingin harga 1,5x price to book value (PBV) yang berkisar Rp 5.900, sedangkan Pemerintah ingin mendapatkan di bawah harga pasar,” ujar sumber Katadata.co.id, Rabu (3/1).
Menteri BUMN Erick Thohir pada pertengahan Desember 2023 sempat mengatakan bahwa proses divestasi Vale berjalan alot dan masih dalam tahap negosiasi yang berakhir hingga Februari 2024. Pihaknya ingin mendapatkan diskon untuk harga divestasi ini. Namun, ia juga mengatakan valuasi harus adil karena Vale juga positif karena terdapat Kolaka Nickel yang dimiliki oleh INCO, Ford, Volkswagen dan Huayou Cobalt di bahan baku baterai.
Hal senada juga diungkap Menteri Investasi atau Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. INCO telah menjaga lingkungan dengan baik, tapi dia berharap Vale tidak menjual mahal. Dia menekankan divestasi "win-win angkanya".
Sementara itu, praktisi pasar modal PT Avere Mitra Investama Teguh Hidayat memprediksi, Vale canada meminta harga 2x PBV di Rp 8.000 menimbang keadaan INCO yang menguntungkan saat ini, ditambah mereka sudah tidak memegang kendali.
Sehingga harga divestasi INCO tidak akan dijual murah seperti tahun 2020 yang dijual 0,9x PBV, yang pada saat itu sedang dilanda Covid 19 dan INCO dalam kinerja yang tidak begitu bagus.