Bank DBS Indonesia Cetak Rekor Laba Rp 1,7 Triliun, melonjak 87,8%

Lona Olavia
28 Maret 2024, 09:36
Bank DBS Indonesia Cetak Rekor Laba Rp 1,69 Triliun, melonjak 87,83%
Dok DBS

“Peningkatan ini terutama didorong oleh kenaikan pendapatan dari aktivitas investasi efek dan obligasi pemerintah, yang meningkat menjadi Rp 1 triliun pada tahun 2023 dari Rp 278,55 miliar pada tahun sebelumnya,” sebutnya.

Selanjutnya, total aset bank melonjak menjadi Rp 112,97 triliun, naik 13,79% dari Rp 99,28 triliun yang tercatat pada tahun 2022. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh lonjakan obligasi pemerintah yang dimiliki yang meningkat 82,15% atau sebesar Rp 12,43 triliun menjadi Rp 27,56 triliun.

Lalu pinjaman yang diberikan yang meningkat 14,98% menjadi Rp 63,44 triliun pada 2023. Sementara itu, simpanan nasabah melonjak menjadi Rp 84,27 triliun, tumbuh 16,64% atau Rp 12,02 triliun dari Rp 72,25 triliun tahun sebelumnya.

Adapun untuk segmen perbankan ritel, kredit unit Consumer Banking Group (CBG) meningkat 24% dari tahun lalu. Pada tahun 2023, CBG memberikan kontribusi sebesar 18% terhadap total penyaluran kredit dan 47% terhadap total penghimpunan dana Bank DBS Indonesia.

Sepanjang tahun 2023, segmen CBG mencatatkan pertumbuhan kredit di hampir seluruh produk yaitu ecosystem lending, personal loan, dan kartu kredit masing-masing sebesar 60%, 28% dan 13% dibandingkan dengan tahun 2022.

Aplikasi digibank by DBS telah diunduh sebanyak 1 juta kali sejak diluncurkan pada 2018. Melalui serangkaian inovasi yang dilakukan dalam setahun terakhir, sepanjang tahun 2023, aplikasi digibank by DBS telah melayani lebih dari 7,6 juta transaksi, naik 7 persen dari tahun sebelumnya dengan total nilai transaksi lebih dari 59 triliun rupiah, meningkat 14 persen dari tahun 2022.

Selain itu, platform digital DBS IDEAL dan DBS RAPID (Real Time Application Programming Interface/API by DBS) telah berhasil mengelola hampir 100 juta transaksi pada 2023. Platform digital ini dapat melayani berbagai kebutuhan transaksi di mana pun dan kapan pun untuk berbagai nasabah, baik korporasi, Usaha Kecil Menengah (UKM), maupun fintech. Nilai transaksi oleh fitur ini mencapai lebih dari Rp 600 triliun dengan volume tumbuh sebesar 96%.

Kinerja positif ini juga memberikan pertumbuhan modal organik yang sehat, di mana Capital Adequacy Ratio (CAR) mengalami peningkatan menjadi 25,16% dari tahun lalu sebesar 23,58%. Pencapaian ini jauh di atas ketentuan minimum sesuai profil risiko bank, yaitu sebesar sebesar 10% disamping buffer yang wajib disediakan sebesar 2,5%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...