Skenario Berat Pandemi, Ekonomi Indonesia Kuartal II Hanya Tumbuh 1,1%

Agatha Olivia Victoria
9 April 2020, 18:20
Ilustrasi, Pekerja melintas dengan latar belakang pembangunan gedung bertingkat di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (3/4/2020). Bank Indonesia (BI) mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia paling rendah 2,3 persen pada tahun ini yang akan ditopan
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/pras.
Ilustrasi, Pekerja melintas dengan latar belakang pembangunan gedung bertingkat di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (3/4/2020). Bank Indonesia (BI) mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia paling rendah 2,3 persen pada tahun ini yang akan ditopang oleh berbagai stimulus, baik fiskal maupun moneter yang diberikan oleh pemerintah dan bank sentral.

Skenario terburuk pemerintah bisa terjadi jika pertumbuhan konsumsi rumah tangga melambat, menjadi 3,2% dalam skenario berat, hingga 1,6% dalam skenario sangat berat. Kemudian, pertumbuhan konsumsi pemerintah hanya tumbuh 6,83% atau 3,73% yang berpotensi meningkatkan defisit hingga 5,07%.

Hal ini diikuti dengan konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga turun 1,78% hingga 1,91%. Penyebab lainnya, yakni kinerja investasi yang kurang positif, hanya tumbuh 1% atau bahkan menurun 4%. Selanjutnya, ekspor menurun tajam 14% hingga 15,6%, serta impor turun 14,5% hingga 16,65%.

Selain pertumbuhan ekonomi, terdapat pula skenario berat dan terburuk mengenai asumsi makro lainnya. Saah satunya, nilai tukar rupiah yang diperkirakan mencapai Rp 17.500 per dolar AS pada skenario berat dan Rp 20.000 per dolar AS pada skenario terburuk.

Harga ICP juga turut dihitung pada skenario terbaru pemerintah akibat pandemi corona. Pada skenario berat, pemerintah memperkirakan harga ICP hanya mencapai US$ 38 per barel dan US$ 31 per barel pada skenario sangat berat.

Besaran ICP pada skenario berat dan sangat berat ini tergolong sangat rendah, jika dibandingkan dengan asumsi makro pada APBN 2020 yang sebesar US$ 63 per barel.

Kemudian, inflasi juga diperkirakan mencapai 3,9% pada skenario berat dan 5,1% pada skenario sangat berat. Cukup jauh jika dibandingkan asumsi makro tahun ini.

(Baca: BI & Pemerintah Antisipasi Kondisi Terburuk Kurs Rupiah 20.000 per US$)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...