Ditopang Aksi Spekulasi Investor, Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS

Agatha Olivia Victoria
1 April 2020, 09:35
Ilustrasi, Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri. Pada pembukaan perdagangan Rabu (1/4), nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,04% terhadap dolar AS.
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Ilustrasi, Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri. Pada pembukaan perdagangan Rabu (1/4), nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,04% terhadap dolar AS.

Meski rupiah menguat, Piter mengungkapkan, sentimen pasar sesungguhnya masih negatif saat ini. Apalagi, sampai sekarang belum ada berita baik yang bisa mengubah sentimen pasar menjadi positif.

"Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) yang baru saja dikeluarkan saya perkirakan tidak akan cukup signifikan mengubah sentimen pasar," kata Piter.

Piter memperkirakan, rupiah akan berada di antara Rp 16.250 - 16.350 per dolar AS sepanjang hari pertama bulan April ini.

Sekadar informasi, Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Peppu agar defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diperbolehkan di atas 3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) selama tiga tahun.

Perppu tentang Kebijakan Keuangan dan Stabilitas Sistem Keuangan, yang melonggarkan ketentuan defisit APBN ini, hanya akan berlaku selama tiga tahun, yakni pada tahun 2020, 2021, dan 2022.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Investasi dan Kemaritiman Luhut Pandjaitan, pada tahun 2023 pemerintah akan kembali menerapkan disiplin defisit anggaran sebesar 3% terhadap PDB.

"Budget deficit akan dibuka sampai selama tiga tahun ke depan. Jadi 2020, 2021, 2022, nanti setelah itu kembali di bawah 3% dari PDB," kata dia dalam konferensi video yang berbeda," kata Luhut.

(Baca: Pernyataan Lengkap Jokowi soal Perppu Penyelamatan Ekonomi dari Corona)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...