Neraca Dagang Januari Defisit, Rupiah Justru Paling Kuat se-Asia
"Dengan menggabungkan nilai ekspor dan impor, kita defisit sebesar US$ 867 juta," ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (17/2).
Suhariyanto menyebut ekspor pada bulan lalu turun 7,16% dibandingkan Desember 2019 atau turun 3,71% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ekspor terutama terjadi pada sektor migas, yang antara lain disebabkan anjloknya harga minyak mentah.
Ekspor migas pada Januari tercatat sebesar US$ 0,81 miliar, anjlok 28,73% dibandingkan bulan sebelumnya atau 34,73% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan ekspor nonmigas turun 0,53% dibanding Desember atau 0,69% dibanding Januari 2018 menjadi US$ 12,61 miliar.
Untuk impor bulan lalu tercatat turun dibandingkan ekspor sebesar 1,6%. Padahal, pada Desember 2019 perbendingan impor tergadap ekspor sebesar 4,78% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Impor migas tercatat turun 6,85% dibanding Desember 2019, tetapi naik 19,95% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 1,99 miliar. Sedangkan impor nonmigas turun 0,69% dibandingkan Desember 2019 atau 7,85% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 12,29 miliar.
(Baca: BPS: Virus Corona Sebabkan Ekspor dan Impor Indonesia-Tiongkok Turun)