Harga Cabai Merah Turun, Terjadi Deflasi 0,19% pada September 2019

Agatha Olivia Victoria
20 September 2019, 14:43
Perry Warjiyo, Bank Indonesia
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan bulan ini akan terjadi deflasi karena harga cabai turun.

Sebelumnya, BI menyebut efek kemarau panjang yang terjadi saat ini telah berdampak pada kenaikan harga cabai yang turut menyumbang kenaikan inflasi. Kendati demikian, BI memastikan kenaikan harga cabai bersifat sementara.

Berdasarkan hasil pemantauan BI di daerah, cabai akan mulai memasuki musim panen. Panen terutama akan terjadi di wilayah Sumatera, terutama Sumatera Utara.

Harga cabai merah memang sempat melonjak hingga puluhan ribu rupiah per kilogram. Bahkan, di beberapa daerah, komoditas ini diperdagangkan dengan harga menyentuh Rp 100 ribu seperti di pasar tradisional Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Padahal cabai merah di pasar tersebut sebelumnya hanya Rp 60 ribu per kilogram. Kenaikan ini karena pasokan semakin sedikit terutama dari Aceh. Sedangkan para petani di Langkat banyak yang belum panen.

Untuk wilayah Cianjur, harga cabai di sejumlah pasar tradisional juga cukup tinggi mencapai Rp 75ribu per kilogram. Harga ini diperkirakan terus merangkak naik karena minimnya stok akibat gagal panen di tingkat petani.

Badan Pusat Statistik (BPS) telah mewaspadai musim kemarau yang terjadi hingga bulan Oktober akan berdampak pada kenaikan harga pangan. Pada Agustus 2019, harga cabai merah naik hingga 55% di Mamuju. Harga komoditas yang sama juga naik 14% di Kupang.

Selain itu, harga cabe rawit juga naik cukup tinggi di 73 kota. Beberapa kota diantaranya adalah Makassar dan Pare-Pare.

(Baca: BPS Waspadai Kemarau Panjang Berdampak ke Inflasi)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...