Bankir dan Ekonom Peringatkan Rupiah Melemah Jelang Musim Bagi Dividen

Rizky Alika
28 Februari 2019, 22:09
Penukaran uang dolar AS
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Ia pun menyinggung kondisi pada Januari 2019. Nilai tukar rupiah sempat melemah lantaran pemerintah melakukan pembayaran bunga utang luar negeri. Pada saat itu, cadangan devisa menurun guna memenuhi kebutuhan dolar AS untuk pembayaran tersebut. Ia pun menekankan pentingnya memperkokoh sektor riil untuk menguatkan nilai tukar rupiah.

(Baca: Rupiah Kembali 14 Ribu/US$, Ekonom Ramal Belum Akan Menguat Signifikan)

Adapun, Gubernur BI Perry Warjiyo optimistis nilai tukar rupiah akan bergerak stabil pada tahun ini. Penyokongnya, aliran masuk dana asing yang terus berlanjut sejak Desember lalu. Ini menambah pasokan dolar AS di dalam negeri. Bahkan, ia memperkirakan rupiah bisa lebih kuat dari kisaran saat ini yaitu 14.000 per dolar AS.

"Rupiah bisa di bawah Rp 14 ribu per dolar AS," kata dia. Penguatan rupiah tersebut didukung oleh tekanan global yang lebih rendah seiring kebijakan moneter AS yang lebih konservatif. Selain itu, kebijakan BI dan pemerintah dalam menjaga fundamental ekonomi.

(Baca: Ada Empat Faktor, Gubernur BI Lihat Rupiah Bisa Terus Menguat)

Ia memaparkan, BI dan pemerintah tengah berupaya agar neraca transasksi berjalan terus membaik hingga defisitnya turun menjadi 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) tahun ini. Selain itu, BI terus mendorong pasar valuta asing (valas) swap dan Domestic Non Delivery Forward (DNDF) semakin berkembang.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...