Moody's Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI di Bawah 5% pada 2019 dan 2020
Di sisi lain, lembaga tersebut mencermati besarnya porsi kepemilikan asing dalam surat utang negara (SUN). Ini membuat adanya risiko dari segi arus keluar modal asing di tengah kondisi moneter global yang diperkirakan mengetat.
Adapun dari sisi global, Moody's menilai dampak dari perlambatan perdagangan global ke Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan negara lainnya di Asia Pasifik. Namun, pernurunan harga komoditas global akan membebani pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Prediksi Moody’s ini lebih pesimistis dibandingkan dua lembaga pemeringkat dunia lainnya, yaitu Fitch dan S&P yang memprediksikan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% tahun ini. Prediksi tersebut juga lebih pesimistis dibandingkan dengan Bank Dunia (World Bank) dan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang masing-masing memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% dan 5,1%.
(Baca juga: Proyeksi Ekonomi 2019: Optimisme Pemerintah vs Pesimisme Lembaga Dunia)
Adapun pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memasang asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi berada di rentang 5-5,5% tahun ini.