Jelang Pengumuman Bunga The Fed, Rupiah dan Mata Uang Asia Perkasa

Martha Ruth Thertina
28 Januari 2019, 12:10
rupiah
Donang Wahyu|KATADATA

(Baca: BI Siap Rilis Aturan tentang Rekening Khusus Devisa Hasil Ekspor SDA)

BI pun memutuskan untuk menahan bunga acuannya pada pertengahan Januari ini dan menyatakan bahwa tingkat bunga acuan nyaris mencapai puncaknya. Stabilisasi nilai tukar rupiah tetap dilakukan melalui strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas baik di pasar rupiah maupun valas. Ke depan, BI optimistis nilai tukar rupiah akan stabil bahkan cenderung menguat.

Di sisi lain, Ekonom Senior Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra memperkirakan nilai tukar rupiah akan mengalami tekanan setelah triwulan I. Prediksi dia, rupiah bisa menyentuh level 13.800 per dolar AS pada triwulan I 2019. Namun, rupiah secara perlahan akan bergerak ke arah 14.000 per dolar AS hingga mencapai Rp 14.600 per dolar AS.

(Baca: Stanchart Prediksi Tekanan ke Kurs Rupiah Menguat Setelah Triwulan I)

Pelemahan terjadi seiring berlanjutnya kenaikan bunga acuan AS, meskipun tak seagresif tahun lalu. Selain itu, proyeksi pelemahan rupiah juga dengan mempertimbangkan faktor domestik, yaitu defisit transaksi berjalan.

Aldian memperkirakan defisit mencapai 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Adapun kondisi defisit menunjukkan bahwa pasokan dolar dari ekspor barang dan jasa tak mampu menutup kebutuhan dolar untuk impornya. Maka itu, ini bisa menekan nilai tukar rupiah dan memberikan sentimen negatif terhadap aset keuangan dalam rupiah.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...