Pembangunan Infrastruktur Masif, Akankah Dongkrak Ekonomi?

Rizky Alika
24 Januari 2019, 13:21
Infrastruktur Tol Salatiga
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

“Harusnya dengan proyeksi infrastruktur yang masif, pertumbuhan ekonomi bisa lebih besar lagi. (Tapi) kembali lagi masalahnya ke planning (perencanaan),” ujarnya.

Di sisi lain, Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, dampak dari terbangunnya infrastruktur ke pertumbuhan ekonomi baru akan terlihat dalam beberapa tahun ke depan. Ini dengan mempertimbangkan bahwa realisasi pembangunan infrastruktur atas 225 Proyek Strategis Nasional (PSN) baru mencapai 15%.

"Jadi efek ke pertumbuhan ekonomi belum dirasakan. Butuh jeda 5-10 tahun," kata dia. Sementara itu, proses pembangunan infrastruktur yang masih mengandalkan bahan baku dan barang modal impor, serta peran BUMN, membuat efek berganda yang diharapkan dalam tiga tahun terakhir tidak tercermin baik dalam investasi langsung maupun dalam Produk Domestik Bruto (PDB) secara umum.

(Baca: Tanpa Utang, Pembangunan Infrastruktur Melibatkan Swasta)

Ke depan, untuk bisa memacu perekonomian, ia mengatakan perlunya perbaikan juga dari sisi postur belanja. Sebab, menurut dia, ekspansi belanja yang menghasilkan lonjakan utang beberapa tahun ini bukan hanya untuk pembangunan infrastruktur. Ini tercermin dari pertumbuhan belanja barang dan belanja pegawai yang melebihi belanja modal.

Ia memaparkan, belanja pegawai naik 40,5% dan belanja barang 80,9% dalam periode 2014-2018. "Sementara belanja modal yang berkaitan dengan infrastruktur kenaikannya hanya 31,4%," ujarnya. Dana transfer daerah juga dinilainya masih banyak habis untuk belanja birokrasi, bukan untuk stimulus sektor riil.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...