Penerimaan Pajak dari Empat Sektor Industri Utama Tumbuh Melambat

Martha Ruth Thertina
3 Januari 2019, 15:11
Gedung Dirjen Pajak
Arief Kamaludin | Katadata

(Baca juga: Data Keuangan Nasabah Jadi Andalan Buat Capai Target Pajak 2019)

Industri pengolahan loyo lantaran harga bahan baku impor meningkat seiring pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), permintaan yang tidak tumbuh signifikan terutama yang berorientasi ekspor, dan pengaruh dari perang dagang.

“Dan FDI (foreign direct investment/investasi asing langsung) manufaktur anjlok,” kata dia kepada katadata.co.id, Kamis (3/1).

Sementara itu, industri perdagangan mendapat hantaman dari perlambatan konsumsi rumah tangga. “Bisnis penjualan motor dan mobil tahun 2018 masih suram,” ujarnya.

Di sektor konstruksi dan real estat, pembangunan hunian residensial kelas atas, apartemen, pusat perbelanjaan dan hotel melambat. Ini di antaranya karena kelas menengah atas menahan belanja lantaran khawatir dengan pelemahan kurs rupiah dan Pemilu. “Sementara properti komersil kena perlambatan ekonomi,” kata dia.

Untuk sektor pertanian, ia menjelaskan, kinerjanya terdampak oleh harga komoditas perkebunan khususnya sawit dan karet anjlok di 2018.

Melihat perkembangan tersebut, ia pun pesimistis target penerimaan pajak bisa tercapai pada 2019. Adapun pemerintah menargetkan penerimaan perpajakan -- pajak dan bea cukai -- sebesar Rp 1.781 triliun tahun ini alias naik 17% dari realisasi sementara 2018 yang sebesar Rp 1.521 triliun.

“Tahun 2018 masih tertolong sama sektor migas dan batu bara. Di 2019, harga dua komoditi itu bisa turun. Jadi penerimaan perpajakan target growth 17% agak mimpi di siang bolong,” ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...