Sri Mulyani Paparkan Empat Kunci Hadapi Jebakan Pendapatan Menengah

Michael Reily
6 Desember 2018, 17:20
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Biro Pers Sekretariat Presiden
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

(Baca juga: Faisal Basri: Pertumbuhan Ekonomi Tak Cukup Bila Hanya 5%)

Keempat, kebijakan yang tepat. Ia menekankan perlunya kebijakan untuk meningkatkan daya saing terhadap negara lain agar mampu memanfaatkan globalisasi. Selain itu, kebijakan yang tepat untuk membuat daya tahan terhadap perekonomian global.

Bila mengacu pada klasifikasi terbaru Bank Dunia, suatu negara masuk kategori pendapatan bawah (low income) bila pendapatan per kapita di bawah US$ 955, lalu masuk kategori berpendapatan  menengah bawah (lower-middle income) bila pendapatan per kapita berkisar US$ 955-US$ 3.895.

Kemudian, negara masuk kategori pendapatan menengah atas (upper-middle income) bila berpendapatan per kapita antara US$ 3.896-US$ 12.055. Terakhir, suatu negara masuk kategori berpendapatan tinggi (high income) bila pendapatan per kapita di atas US$ 12.055.

(Baca juga: Malaysia Diramal Jadi Negara Maju 2024, Bagaimana Peluang Indonesia?)

Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), pendapatan per kapita Indonesia kini berkisar US$ 3.500. Ini artinya, seperti disinggung di awal, Indonesia masih berada dalam kategori negara berpendapatan menengah bawah. BI memproyeksikan kenaikan level menjadi negara berpendapatan menengah atas pada 2024.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...