Prediksi Pesimistis BI Menekan Rupiah Tembus 14.500

Rizky Alika
20 Juli 2018, 16:12
rupiah
Donang Wahyu|KATADATA

Namun, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan pelemahan rupiah lebih karena tekanan eksternal yang juga terjadi pada negara-negar regional. Sehingga, ia melihat pelemahan tersebut murni faktor global. “Ada pernyataan resmi dari Gedung Putih bahwa mereka mendukung kebijakan The Fed,” katanya.

Dengan demikian, proyeksi kenaikan bunga acuan Amerika sebanyak dua kali pada tahun ini diperkirakan sesuai. Sementara itu, kenaikan bunga acuan Amerika pada tahun depan diperkriakan tetap tiga hingga empat kali, yaitu pada September dan Desember. 

(Baca pula: Gubernur BI Yakin Rupiah Akan Lepas dari Tekanan Dolar).

Oleh karena itu, David mengatakan BI harus antisipatif. Ia menilai bank sentral akan menaikkan bunga acuan sebanyak dua kali lagi pada tahun ini, yaitu pada Agustus atau menjelang kenaikan bunga acuan Amerika dan akhir 2018. Pada hari ini, David memperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran 14.450-14.550 per dolar.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai batas bawah proyeksi 5,1-5,5 persen karena perkiraan net ekspor yang menurun. “Pertumbuhan ekspor terindikasi tidak sekuat prakiraan dipengaruhi tren harga komoditas global yang menurun,” katanya dalam Pres Konferensi RDG di kantornya, Jakarta, Kamis (20/7).

Sementara itu, kuatnya permintaan domestik mendorong kenaikan pertumbuhan impor. Hal ini tercermin khususnya dari impor barang modal seperti alat angkut, mesin, peralatan dan suku cadang. (Lihat pula: Impor Mereda, Gubernur BI Ramal Neraca Dagang Surplus US$ 900 Juta).

Pada Mei lalu, Perry sempat memprediksi pertumbuhan ekonomi bakal mencapai 5,2 persen pada tahun ini. Meski lebih rendah dari target, namun ia menilai level tersebut sudah cukup tinggi. Adapun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyampaikan perkiraan pertumbuhan 2018 sampai 5,2 %.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...