Lebih Optimistis, BI Ramal Neraca Dagang Juni Surplus US$ 1 Miliar

Rizky Alika
12 Juli 2018, 12:47
Pelabuhan ekspor
Arief Kamaludin | Katadata

Neraca dagang tercatat defisit pada Januari, Februari, April dan Mei tahun ini. Defisit besar terjadi pada April yaitu US$ 1,6 miliar dan berlanjut pada Mei yaitu sebesar US$ 1,5 miliar. Defisit bulanan itu merupakan yang terbesar sejak Mei 2014. Dengan perkembangan tersebut, defisit neraca dagang telah mencapai US$ 2,8 miliar tahun ini.

Saat ini, pemerintah sedang berupaya mengurangi defisit neraca dagang lantaran hal itu juga memperburuk pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Salah satu upaya yang ditempuh yakni akan meningkatan konsumsi biodiesel untuk mengurangi impor minyak dan gas (migas).

(Baca juga: Sri Mulyani Beri Sinyal Rem Impor Buat Meredam Pelemahan Kurs Rupiah)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan sektor migas menjadi penyumbang defisit terbesar dalam neraca perdagangan Januari hingga Mei 2018. “Impor migas perlu diperlambat, salah satu caranya dengan meningkatkan penggunaan biodiesel,” kata Darmin di Jakarta, Jumat (6/7).

Menurut dia, pemerintah berhati-hati merumuskan kategori barang yang impornya akan ditekan. Pasalnya, pengereman impor barang modal dan bahan baku bakal menghambat kegiatan produksi, dan berdampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...