Penjualan BBM dan Makanan Naik, Indikasi Positif Ekonomi Kuartal II

Rizky Alika
11 Juni 2018, 16:15
BBM SPBU
Arief Kamaludin|KATADATA

Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 berpotensi lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat menjelang dan saat Ramadan serta Idul Fitri. Indikasi peningkatan konsumsi terlihat dari hasil survei terbaru penjualan eceran Bank Indonesia (BI).

BI melansir, dari hasil survei terhadap 700 pengecer di 10 kota besar per April, peningkatan penjualan eceran beberapa komoditas meningkat, terutama kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dan makanan serta kelompok makanan, minuman dan tembakau. Alhasil, indeks penjualan riil (IPR) tumbuh 4,1% secara tahunan (year on year/yoy), membaik dari 2,5% (yoy) pada Maret.

(Baca juga: Pertamax jadi BBM Primadona Selama Mudik Lebaran)

Indeks diprediksi naik menjadi 4,4% (yoy) pada Mei. Hal itu seiring dengan peningkatan penjualan eceran terutama pada kelompok perlengkapan rumah tangga. Selain itu, penjualan peralatan informasi dan komunikasi, meskipun masih pada fase kontraksi. Di sisi lain, pertumbuhan penjualan kelompok komoditas lainnya, seperti makanan, minuman dan tembakau; bahan bakar kendaraan bermotor; serta sandang diproyeksi tak sebaik April.

Selama ini, IPR jadi salah satu indikasi kuat perbaikan konsumsi masyarakat. Jika melihat data historis, pergerakan IPR selalu sejalan dengan realisasi pertumbuhan konsumsi masyarakat. Maka itu, dengan melihat perkembangan IPR April-Mei, Gubernur BI Perry Warjiyo optimistis pertumbuhan konsumsi masyarakat membaik sehingga menyokong pertumbuhan ekonomi di kuartal II.

Perry meyakini beragam kebijakan anggaran pemerintah, di antaranya peningkatan dan perluasan pemberian Tunjangan Hari Raya Raya (THR) untuk aparatur sipil negara (ASN) menjadi faktor pemacu konsumsi. "Dengan gaji ke-13 dan lain-lain bisa dorong konsumsi,” kata dia pekan lalu.

Namun, konsumsi masyarakat diprediksi belum akan tumbuh di atas 5% (yoy). Adapun pertumbuhan konsumsi yang di bawah 5% sepanjang tahun lalu jadi salah satu penyebab utama target pertumbuhan ekonomi meleset. Hal ini lantaran konsumsi masyarakat merupakan penyokong utama pertumbuhan ekonomi domestik, dengan kontribusi lebih dari 50%.

(Baca juga: Menkeu dan Gubernur BI Lihat Kemungkinan Target Ekonomi Meleset)

Di samping konsumsi rumah tangga, kinerja ekspor dan investasi swasta diyakini Perry jadi penyokong lain pertumbuhan ekonomi. Ia memprediksi pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun 2018 sebesar 5,2%, membaik dari realisasi tahun lalu yang sebesar 5,07%, namun meleset dari target tahun ini 5,4%. 

Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 1 2017 dan kuartal 1 2018

Komponen Pertumbuhan EkonomiKuartal 1 2017 (year on year/yoy)Kuartal 1 2018 (yoy)Kontribusi
Konsumsi rumah tangga4,934,95%56,80%
Investasi atau  Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB)4,817,95%32,12%
Ekspor8,046,17%21,12%
Konsumsi Pemerintah2,712,73%6,31%
Konsumsi Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT)8,028,09%1,22%
Impor5,0212,75%-20,79%
Pertumbuhan Ekonomi5,015,06%

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...