Beda dengan Pemerintah, BI Prediksi Ekonomi Triwulan I 5,1%

Rizky Alika
20 April 2018, 07:00
Gedung Bank Indonesia
Donang Wahyu|KATADATA
Gedung Bank Indonesia

Selain itu, neraca dagang yang surplus pada Maret belum memberikan pengaruh karena selama Januari dan Februari, neraca dagang Indonesia masih defisit. Artinya, ekspor belum bisa jadi pemicu utama karena pertumbuhannya diprediksi lebih rendah dari tahun lalu. Adapun neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 1,09 miliar pada periode Maret 2018, setelah defisit US$ 1,07 miliar dalam tiga bulan.

Dari segi investasi, Bhima menilai pad triwulan satu belum terlihat karena secara musiman realisasi investasi melambat. Investasi baru akan terlihat pada triwulan ketiga dan keempat. (Baca juga: Alasan Penting di Balik BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 4,25 %).

Dia juga menyoroti anggaran pendapatan pemerintah serta penyaluran bantuan sosial pada triwulan satu meningkat sehingga medukung pertumbuhan ekonomi. “Yang mendorong di triwulan satu lebih di penyerapan belanja pemerintah yang lebih baik dari tahun sebelumnya,” kata dia. 

Namun demikian, belanja pemerintah dinilai memiliki kontribusi kecil pada pertumbuhan ekonomi, hanya 9-10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sehingga daya dorongnya tidak terlalu besar. Bhima memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama 5 persen. Sementara pada triwulan kedua, pertumbuhan ekonomi diperkirakan 5,2 persen didorong oleh konsumsi yang meningkat seiring dengan momentum lebaran. “Kemudian ada Tunjangan Hari Raya (THR) yang katanya ditambah. Itu juga jadi stimulus konsumsi masyarakat,” katanya.

Sebagai informasi, pendapatan negara hingga 31 Maret mencapai Rp 333,8 triliun atau 17,6 persen terhadap Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN). Laju realisasi ini didukung penerimaan pajak yang tumbuh 9,9 persen dengan capaian Rp 244,5 triliun dan penerimaan bea cukai tumbuh 15,8 persen dengan capaian Rp 17,9 triliun. Sementara, pertumbuhan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 22,2 persen atau Rp 71,1 triliun.

Sementara itu, realisasi belanja pemerintah pusat meningkat sebesar 14,21 persen dibanding Maret 2017 akibat lebih tingginya penyaluran bantuan sosial. Realisasi bantuan sosial mencapai Rp 17,89 triliun atau 22,02 persen dari pagu APBN atau tumbuh 87,56 persen dari tahun lalu pada periode yang sama.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...