Antisipasi Kondisi Global, Defisit APBN Kuartal I Terendah Sejak 2015

Rizky Alika
16 April 2018, 20:38
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Di sisi lain, belanja negara tumbuh 4,9% dibandingkan periode sama tahun lalu. Belanja terbesar berasal dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp 234 triliun, terdiri dari belanja kementerian dan lembaga Rp 103,1 triliun dan belanja non-kementerian dan lembaga sebesar Rp 130,8 triliun. Sementara itu, transfer ke daerah Rp 175,3 triliun dan dana desa Rp 10,3 triliun. 

Pada belanja kementerian dan lembaga, Sri Mulyani menyoroti turunnya realisasi belanja modal sebesar 17,7% menjadi Rp 9,7 triliun. Hal tersebut seiring dengan lelang atau pengadaan yang masih dalam proses, khususnya untuk kementerian dan lembaga yang di luar 15 besar penerima anggaran.

Di sisi lain, realisasi bantuan sosial mencapai Rp 17,9 triliun atau 23,2% terhadap APBN yang sebesar Rp 77,3 triliun. "Ini kami harapkan bisa membuat masyarakat kita momentum pertumbuhannya positif dan masyarakat yang rentan bisa mendapatkan bantuan sosial dan perlindungan negara," kata dia.

Seiring defisit anggaran yang turun, defisit keseimbangan primer juga tercatat turun menjadi Rp 17,3 triliun, lebih rendah dari periode sama tahun lalu Rp 38,7 triliun. Adapun tahun ini, pemerintah menargetkan defisit anggaran sebesar Rp 325,9 triliun atau 2,19% terhadap PDB, sedangkan defisit keseimbangan primer Rp 87,3 triliun.

Adapun realisasi pembiayaan tercatat Rp 148,2 triliun atau 37,12% dari target APBN yang sebesar Rp 399,2 triliun. Realisasi ini turun 21,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Kami menjaga utang secara sangat hati-hati, tidak ugal-ugalan," kata dia.   

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...