INDEF sebut Utang Bertambah Belum Berhasil Dongkrak Ekonomi

Dimas Jarot Bayu
21 Maret 2018, 15:26
dollar-us-utang-luar-negeri-indonesia.jpg
Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi.

Sementara, nilai ekpor Indonesia justru melambat. Heri mengatakan, ekspor industri pengolahan pada Januari-Februari 2018 lebih rendah 19,2% dibandingkan tahun sebelumnya. "Impor merajalela, ekspor melempem. Padahal sudah dibantu depresiasi rupiah," kata Heri.

(Baca juga: Dua Rasio Utang Luar Negeri Indonesia Perlu Perbaikan)

Laju pertumbuhan utang pemerintah terus meningkat, hingga Februari 2018 mencapai Rp 4.034 triliun. INDEF mencatat, sejak 2015-2017 total utang pemerintah rata-rata naik sebesar 14,81%.

Pada 2015-2016, utang pemerintah naik dari Rp 3.165,13 triliun menjadi 3.515,46 triliun. Utang itu kemudian bertambah lagi pada 2017 menjadi Rp 3.938,45 triliun. Adapun, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2015-2016 hanya meningkat dari Rp 11.526,33 triliun ke Rp 12.406,77 triliun. PDB itu naik menjadi Rp 13.588 triliun pada 2017.

"Laju penambahan utang yang lebih kencang dari laju peningkatan output perekonomian ini akan semakin menggerogoti stabilitas perekonomian ke depan jika tidak segera dikendalikan.," kata peneliti INDEF Ahmad Heri Firdaus.

Heri menambahkan, kondisi ini semakin berbahaya karena porsi utang Indonesia didominasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ke luar negeri. Porsi SBN yang dimiliki asing sejak 2014 hingga Juni 2017 mencapai 39,5%.

"Hal ini perlu diwaspadai karena rentan terjadi capital outflow yang akan sangat berisiko bagi stabilitas perekonomian," kata Heri.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...