Cukai Diusulkan Naik 200%, Harga Rokok Jadi Rp 25 Ribu per Bungkus

Desy Setyowati
25 Agustus 2017, 17:07
Rokok
Donang Wahyu|KATADATA
Rokok

Ia pun meyakinkan kenaikan cukai rokok tak akan memicu inflasi. Berdasarkan kajiannya, harga rokok yang naik sejak September 2013 berbanding terbalik dengan inflasi yang terus menurun. Per Januari 2017 saja, harga rokok sudah naik 8,4%, tapi inflasi hanya 3,6%. 

Sementara itu, Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat UI Hasbullah Thabrany mengatakan kenaikan tarif cukai rokok bisa sangat bermanfaat. Tambahan penerimaan negara dari kenaikan tarif cukai rokok bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan anggaran pengawasan untuk menekan peredaran rokok ilegal dan membantu petani untuk beralih menanam tanaman lain. (Baca juga: Penerimaan Cukai Ditarget Rp 155 Triliun, Cukai Rokok Naik di 2018)

"Kalau 10% atau bahkan 1% dari (tambahan) penerimaan cukai itu dipakai untuk subsidi petani tembakau agar beralih ke jenis tanaman lain, satu petani bisa dapat Rp 3 juta per orang," kata dia. Perhitungan itu dengan mempertimbangkan jumlah petani tembakau yang hanya 570 ribu orang saat ini.

Atas dasar itu ia pun mendukung kenaikan signifikan tarif cukai rokok. Apalagi, pangsa pasar Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang paling banyak menyerap tenaga kerja juga terus berkurang, sementara Sigaret Kretek Mesin (SKM) terus meningkat. Data DJBC menunjukkan pangsa pasar SKM meningkat dari 62% pada 2010, menjadi 73,4% pada 2015. Di sisi lain, pangsa SKT turun dari 31,8% menjadi 21%. Padahal, industri SKT merupakan yang terbanyak menyerap tenaga kerja.

Seiring dengan kenaikan pangsa pasar tersebut, ia pun mencatat bahwa keuntungan yang diperoleh industri rokok besar terus meningkat. Ia mencontohkan, laba setelah pajak PT. HM Sampoerna Tbk mencapai Rp 12,7 triliun di 2016, terus meningkat dari Rp 9,9 triliun di 2012. Begitu juga dengan PT. Gudang Garam Tbk yang meraup untung Rp 6,6 triliun di 2016 dari tahun sebelumnya Rp 6,4 triliun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...