Konsumsi Masyarakat Tertahan, Laju Ekonomi Diprediksi Maksimal 5,05%

Miftah Ardhian
25 Agustus 2017, 14:03
Giant
ANTARA FOTO/FB Anggoro
Senior GM CSR PT Hero Supermarket Tbk Natalia Lusnita (kanan) membantu kasir memasukan barang belanja konsumen ke tas daur ulang di Giant Ekstra di Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (10/12).

Lebih jauh, Lana mengatakan, perlambatan konsumsi rumah tangga bakal berdampak ke penerimaan negara dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Adapun, secara umum, perlambatan pertumbuhan ekonomi berisiko membuat target penerimaan negara meleset. Bila hal itu terjadi, maka akan mengurangi kemampuan pemerintah untuk belanja dan mendorong perekonomian.

Di samping permintaan rumah tangga, menurut Lana, rendahnya penyaluran kredit perbankan juga turut menahan laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan kredit per Juni 2017 hanya mencapai 7,8%, melambat jika dibandingkan Juni 2016 yang sebesar 8,6%.

Adapun penurunan bunga acuan atau BI 7 Days Repo Rate dinilainya menunjukkan sinyal berlanjutnya perlambatan pertumbuhan kredit. Namun, menurut Lana, penurunan bunga acuan ersebut belum cukup. Setidaknya diperlukan penurunan 1-2 kali lagi untuk memberi dampak signifikan pada penyaluran kredit.

Lana menambahkan, pertumbuhan ekonomi tahun ini juga tertahan oleh lemahnya permintaan global terhadap energi dan komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia. Hanya terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan seperti batu bara dan tembaga. Sedangkan, minyak sawit belum menunjukkan kenaikan yang berlanjut.

Dengan kondisi tersebut, Lana mengatakan, ekspor masih belum bisa menjadi penopang perekonomian. "Dengan kendala ini tentunya akan sulit mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%,” ucapnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...