BI: Ekonomi Digital Bisa Dongkrak Ekonomi Tumbuh 7 %

Desy Setyowati
9 Agustus 2017, 14:50
Digital e-commerce
Arief Kamaludin | KATADATA

Kedua, aksesiblitas data yang sering berbenturan dengan aspek kerahasian data. Maka itu, menurut dia, perlu dibangun mekanisme agar pemilik data bersedia membagi datanya tanpa khawatir akan aspek kerahasiaannya.

Ketiga, kualitas data. Sebab, salah satu karakteristik Big Data adalah veracity atau keyakinan akan kebenaran data. Maka itu, diperlukan pembersihan data apabila data-data yang ada ternyata masih data mentah yang banyak mengandung noise.

Keempat, keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dengan kualifikasi sebagai data scientist. Maka itu, diperlukan kolaborasi yang kuat dengan akademisi.

Menurut Agus, jika hambatan-hambatan tersebut bisa diatasi maka Big Data bakal bisa sangat bermanfaat. "Keputusan bisnis akan lebih akurat, mendorong terciptanya inovasi-inovasi baru, sembari menciptakan ekosistem perekonomian yang lebih inklusif," ucapnya.

Di sisi lain, Agus menyebut pengembangan ekonomi digital juga masih menyisakan persoalan yakni penetrasi internet di Indonesia yang tergolong masih rendah, yaitu baru sekitar 51% pada 2016. Angka ini jauh di bawah negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand yang masing-masing mencapai 71% dan 67%. Bahkan, Inggris dan Jepang, penetrasi internetnya sudah melebihi 90%.

"Penyebab utamanya karena kualitas layanan internet yang relatif masih tertinggal dibandingkan negara lain," kata dia. Persoalan lainnya, yakni investasi di bidang teknologi informasi yang masih tertinggal dibanding negara lain. (Baca juga: Ekonom dan Bankir: E-Commerce Bukan Penyebab Utama Retail Lemah)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...