Kaji Perubahan APBN 2017, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Tetap

Desy Setyowati
9 Mei 2017, 18:43
Sri Mulyani
Arief Kamaludin|KATADATA
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

“Kami mengasumsikan US$ 45 per barel, mungkin akan berkisar US$ 50,” kata dia seperti dikutip Reuters, usai menghadiri pertemuan Dana Moneter International dan Bank Dunia di Washington D.C, April lalu. Bila asumsi tersebut berubah, maka bakal ada penyesuaian nominal pendapatan negara. (Baca juga: ICP Diusulkan Naik, Kementerian ESDM Belum Tentukan Harga BBM)

Hal senada disampaikan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara. "Memang rata-ratanya (ICP) tahun ini mungkin bisa mencapai US$ 50 per barel. Dari situ ada potensi naik pendapatannya, nanti kami hitung lagi. Tapi juga harus hitung dari exchange rate-nya (kurs mata uangnya). Dikalikan kurs dengan lifting-nya. Kan dikombinasikan​," ujarnya. 

Sementara itu, Suahasil memperkirakan asumsi APBN lainnya masih sama. Nilai tukar rupiah, misalnya, diperkirakan tetap Rp 13.300 per dolar Amerika Serikat (AS).  Lifting minyak bumi sebesar 780 ribu barel per hari dan gas bumi sekitar 1,15 juta barel setara minyak per hari. "Asumsi APBN rata-rata semuanya on the track," ujar dia.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, pemerintah perlu mengkaji dulu perkembangan ekonomi hingga Mei sebelum merancang APBN-P. Hal itu dilakukan agar penetapan target menjadi lebih akurat. (Baca juga: Cegah Belanja Ugal-ugalan, Sri Mulyani Dorong Mahasiswa Kritisi APBN)

"Mungkin (APBN-P) Juli, kalau Menteri Keuangan dan Presiden setuju. Tapi evaluasi kan sampai Juni, enggak bisa lihat sekarang. Sekarang kan seolah-olah bagus padahal belum selesai. Semua parameter (dikaji) sampai Mei palingan," tutur Askolani.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...