CSIS: Kebijakan Trump Bisa Buat Rupiah Tertekan Tahun Ini

Miftah Ardhian
11 Januari 2017, 15:07
Pertumbuhan Ekonomi
Arief Kamaludin|KATADATA
Pembangunan gedung perkantoran di Jakarta

(Baca juga: Pertemuan Trump dan Jack Ma Dongkrak Saham Alibaba)

"Dalam jangka panjang akan ada perubahan nilai, misal ultranasionalis yang tidak sesuai dengan prinsip ekonomi dan bisnis, pemahaman radikal agama. Ini menyebabkan resiko investasi," ujar Yose.

Kedua, implementasi paket kebijakan ekonomi yang dinilai belum maksimal karena masih adanya kendala di tingkat daerah. Selain itu, masih banyak sektor yang enggan melakukan reformasi, terutama dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ketiga, kondisi harga pangan yang cenderung tinggi dan kemungkinan akan tetap fluktuatif di 2017.

Peneliti Senior Departemen Ekonomi CSIS Haryo Aswicahyono mengatakan, investasi melalui peran swasta ini masih menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia.

(Baca juga:  Berkat Utang, Cadangan Devisa Melonjak US$ 4,9 Miliar)

Alasannya, sisi penerimaan masih melemah dan hutang Indonesia yang tidak bisa semakin tinggi karena terbentur Undang-Undang (UU). Dengan demikian, Haryo mengatakan, pemeritah harus memberikan 'karpet merah' ke pihak swasta dalam melakukan investasi terutama dalam pembangunan infrastruktur.

 "Masalahnya, pemerintah masih ambigu ketika mengundang swasta. Masih memberikan privilage ke BUMN," ujar Haryo.

 Oleh karenanya, Haryo berharap, pemerintah dapat merespon hal tersebut dengan memberikan fleksibilitas, terutama dalam pengupahan, penyediaan tanah, perolehan izin, dan sebagainya.

(Baca juga:  Pemerintah Cina Ancam Serang Balik Kebijakan Trump)

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...