Pengangguran Turun 530 Ribu Berkat Ojek Online dan Ibu Rumah Tangga

Desy Setyowati
7 November 2016, 18:33
Go-Jek
Arief Kamaludin|KATADATA

Ia tak bisa memastikan apakah hal tersebut ada kaitannya dengan maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada awal tahun hingga kuartal II lalu. Tapi, dia menduga, peralihan tersebut lebih karena adanya keinginan dari ibu rumah tangga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

“Saya enggak telusuri apakah karena PHK, kemungkinan mereka (ibu rumah tangga) mau meningkatkan kesejahteraan keluarganya,” tutur Ketjuk. (Baca juga: Kepala Bappenas Rancang Skema Asuransi Bagi Pengangguran)

Peningkatan angkatan kerja dari kalangan ibu rumah tangga ini bisa dilihat dari kenaikan partisipasi perempuan sebesar 1,9 juta menjadi 50,8 juta orang di Agustus 2016. Sedangkan partisipasi angkatan kerja laki-laki hanya naik 580 ribu menjadi 66,3 juta orang. Selain itu, dapat juga dilihat dari peningkatan pekerja di sektor perdagangan sebanyak 1 juta orang.

Menurut Ketjuk, peningkatan pekerja di sektor informal cukup membantu ekonomi domestik di tengah perlambatan ekonomi global. Namun, ia menyoroti soal risiko pekerjaan di sektor tersebut lantaran minimnya proteksi bagi pekerjanya.

“Informal itu proteksi terhadap tenaga kerjanya yang kurang dibanding formal. Tapi kalau pendapatannya tinggi, itu bisa pakai (asuransi) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mungkin,” katanya. (Baca juga: Target Angka Kemiskinan 2017 Lebih Rendah dari Tahun Ini)

Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS Sukardi mengungkapkan, besarnya penyerapan tenaga kerja di sektor jasa dan perdagangan lantaran pertumbuhan bisnis di dua sektor tersebut juga cukup besar. “(Kenaikan) di ojek online itu kelihatan, kalau di perdagangan online tidak,” kata Sukardi.

Secara keseluruhan, BPS mencatat, tingkat ketenagakerjaan meningkat. Dari 189,10 juta penduduk usia kerja atau usia di atas 15 tahun, sekitar 125,44 juta orang di antaranya merupakan pekerja. Sedangkan sisanya 63,66 juta orang lainnya bukan. Jumlah pekerja yang sebesar 125,44 juta orang tersebut naik sebanyak 3,06 juta dibandingkan Agustus 2015. 

Adapun penyerapan tenaga kerja di sektor konstruksi tercatat menurun sebanyak 230 ribu. Sedangkan penyerapan pekerja di sektor manufaktur atau industri dan pertanian hanya naik tipis sebesar 290 juta dan 20 juta. Penurunan tersebu, menurut Sukardi, karena masa panen yang sudah terjadi dan permintaan dalam negeri yang masih rendah. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...