Konsumsi Lemah, Ekonomi Kuartal II Diduga Cuma Tumbuh 4,9 Persen
Dari sisi investasi, kontribusi permodalan nonbangunan tercatat belum meningkat signifikan. Padahal belanja modal pemerintah sudah naik dua kali lipat dibanding tahun lalu, yakni menjadi Rp 27,2 triliun per Mei 2016. Komponen pertumbuhan ekonomi lainnya, seperti ekspor pun masih melambat.
Kabar baiknya, sudah ada tanda-tanda peningkatan seiring dengan kenaikan harga beberapa komoditas. Karena itu, meski seluruh indikator belum menunjukan perbaikan, bank sentral meyakini pertumbuhan ekonomi hingga ahir tahun bisa mencapai 5 - 5,4 persen. (Baca: Bank Mandiri: Pertumbuhan Ekonomi 2016 Paling Tinggi Hanya 5 Persen).
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tak akan jauh berbeda dari kuartal sebelumnya yakni 4,92 persen. Dia memperkirakan konsumsi rumah tangga masih bertahan pada kisaran 4,9 persen lantaran penjualan ritel belum meningkat.
Kemudian investasi, menurut dia masih stagnan. Sebanyak 78 perusahaan yang dicakup oleh Mandiri Sekuritas cenderung mengurangi ekspansinya. Maka dari itu, Anton tak yakin Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) -sebagai implementasi dari investasi- akan meningkat. Belum lagi pemerintah berencana mengurangi anggaran belanja hingga Rp 70 triliun.
“View tentang pertumbuhan ekonomi secara umum, saya kira untuk mencapai 5,1 - 5,2 persen (perkiraan pemerintah) itu berat. Paling hanya 4,9 persen sampai akhir tahun,” tutur Anton.