Cemaskan Risiko Brexit, Bank Sentral Amerika Tahan Suku Bunga

Maria Yuniar Ardhiati
16 Juni 2016, 16:04
Dolar
Arief Kamaludin|KATADATA
Dolar

Departemen Keuangan Amerika Serikat berencana menjual seluruh surat utang pada 23 Juni nanti. Di hari yang bersamaan, Inggris akan melangsungkan pemungutan suara untuk menentukan status keanggotaan negara itu di Uni Eropa. (Baca: The Fed Ragu-Ragu, Rupiah Menguat 2,4 Persen dalam Dua Hari)

Yellen menilai, jika masyarakat Inggris memilih keluar dari Uni Eropa nantinya, maka proyeksi perekonomian AS bakal berubah. Apalagi, pasar keuangan belakangan ini telah bergejolak dan dilanda kecemasan terkait kemungkinan tersebut. Harga saham di bursa dunia melemah dalam satu pekan terakhir. Nilai mata uang pound juga terpuruk.

Sekretaris Departemen Keuangan Amerika Serikat Jacob J. Lew, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (15/6) lalu, memperingatkan potensi gejolak perekonomian global akibat keputusan Brexit. Bahkan, Gubernur bank sentral Inggris atau Bank of England, Mark Carney, menyatakan keluarnya Inggris dari Uni Eropa bisa menimbulkan resesi.

Bank of England pun mulai melakukan serangkaian operasi pasar tambahan untuk menggenjot pendanaan dari bank. Adapun, anggota dewan gubernur bank sentral Eropa, Ilmars Rimservics, menyebutkan pihaknya sedang mempersiapkan diri menawarkan likuiditas mata uang euro. (Baca: Otoritas Moneter Waspadai Kenaikan Fed Rate)

Sekadar informasi, Inggris bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa atau European Economic Community, cikal bakal Uni Eropa, di tahun 1973. Kini, organisasi tersebut memiliki 28 anggota.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...