Jokowi: Penguatan Rupiah Hasil Kebijakan Pemerintah

Yura Syahrul
10 Maret 2016, 15:29
jokowi
Arief Kamaludin|KATADATA
Presiden Joko Widodo

(Baca: Paket Kebijakan X, Asing Bebas Masuk 35 Jenis Usaha)

Pada perdagangan di pasar spot, Kamis siang ini (10/3), rupiah berada di posisi Rp 13.068 per dolar Amerika Serikat (AS). Jika dihitung sejak awal tahun ini, rupiah sudah menguat 5,22 persen, dan termasuk salah satu mata uang dengan kinerja terbaik di Asia. Bahkan, pada perdagangan Senin (7/3), rupiah sempat menembus level 12.000, tepatnya di posisi Rp 12.984 per dolar AS. Ini merupakan posisi terkuat rupiah terhadap dolar AS dalam 10 bulan terakhir.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution melihat pergerakan rupiah saat ini sudah mendekati nilai fundamentalnya. Artinya, ke depan, ruang penguatan rupiah mungkin saja sudah makin terbatas.

Meski begitu, Darmin menyatakan, kelangsungan laju penguatan rupiah masih tergantung dari kebijakan moneter AS. Jika bank sentral AS tidak menaikkan suku bunganya tahun ini maka rupiah dapat rerus menguat. Kondisi sebaliknya terjadi kalau bank sentral AS mengerek suku bunganya.

(Baca: Tembus Level Rp 12.000, Darmin: Rupiah Dekati Nilai Fundamental)

Selain itu, penguatan rupiah ditentukan oleh kondisi keseimbangan ekonomi di dalam negeri. “Kalau rupiah itu terlalu lemah juga tidak bagus, kalau terlalu kuat juga tidak bagus,” katanya. Menurut Darmin, penguatan rupiah yang berlebihan akan berpengaruh terhadap ekspor. Namun, sisi positifnya adalah nilai impor juga akan berkurang. Apalagi pemerintah berencana memacu pembangunan infrastruktur yang tentunya akan meningkatkan impor bahan baku.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...